Mohon tunggu...
Lulu  Aulya
Lulu Aulya Mohon Tunggu... Ahli Gizi - KELAS 12 MIPA 5

NEVER GIVE UP!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Secret of Dreaming

14 Februari 2021   22:29 Diperbarui: 14 Februari 2021   22:46 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

***

Apakah kau tahu arti tembakan pemicu? Itu adalah tembakan pertama yang memisahkan bola sodok. Permainan dimulai ketika itu terjadi. Tapi, keistimewaan tembakan itu adalah meski kita menggunakan teknik dan tenaga sama untuk menyodok, bola akan selalu berpencar secara beda tiap kali.

Saat tembakan pemicu menghamtam bola, PERMAINAN DIMULAI. Dari sinilah perubahan besar terjadi. Seperti seseorang, kau terkena tembakan pemicu dan hidupmu menjadi kacau seketika. Kebanyakan remaja takut hadap perubahan besar. Andai bisa kembali ke masa lalu, aku akan memberitahu mereka bahwa PERMAINAN SUDAH DIMULAI. JANGAN TAKUT DAN NIKMATI SEMUANYA.

***

            Ketika Bunga berkata seperti itu, Tasya tampak akan meninggalkan ruangan tersebut dengan wajah  kesal. Akan tetapi, entah angina apa yang merasukinya. Tiba -- tiba ia kembali balik arah dan berjalan menu direktur. Tak disangka ternyata ia berlutut dan  memohon pertolongan bantuannya,

            "Tolong.. Tolong bantu  saya, saya benar benar harus masuk ke sekolah ini." mohon Tasya dengan membuang segala rasa gengsinya karena teringat adiknya yang akan  menjadi sasaran. "Mengapa begitu? Jika dilihat dari prestasimu, kau seharusnya taka da masalah untuk masuk ke sekolah seni lainnya." jawab direktur sambil melihat data diri Tasya.

"Tapi saya harus masuk kesini. Apa yang harus saya lakukan? Jika anda piker saya orang yang suka berprasangka, saya akan berusaha untuk tidak seperti itu lagi. Jika anda menemkan  kekurangan yang ada dalam diri saya, saya akan berusaha lebih keras. Tapi kumohon terima saya, YA?? Saya akan melakukan apapun sebagai gantinya." ucap  Tasya sambil menahan tangis.

"Berhentilah memohon. Orang kelas ke tiga tidak akan melakukan  hal  seperti itu." ucap direktur yang membuat ekspresi Tasya berubah tiga ratuh enam puluh derajat dan  langsung berdiri dengan cepat. Akan tetapi, ekspresi Bunga terlihat senyum tipis mengisyaratkan dendam yang  langsung tertanam dalam dirinya.  "JANGAN GEER!!! Asal kau tahu, baru saja aku tidak berlutut didepanmu." tegas Tasya dengan cepat. "Jika seperti itu, yang tadi saya lihat itu apa?" skakmat direktur. "Aku hanya.. Aku hanyaa..( sambil berpikir ) AKU HANYA INGIN MELIHAT LUBANG HIDUNGMU!!!!!" jawaban  konyol Tasya yang membuat seluruh peserta dan juri tak dapat menahan  ketawanya.

"Suatu hari akan ku buktikan kepadamu, bahawa kau telah  salah  mengambil  keputusan." ujar Tasya dengan serius. "TIDAK  AKAN, Karena disini akulah yang akan membuktikan bahwa pilihannya itu tepat." jawab Bunga dengan  lantang. Mereka pun saling menatap "Kamu tau? Kamu  itu sangat menjijikan!" sinis Tasya yang langsung  pergi meninggalkan  ruang audisi.

***

Ketika Tasya telah  meninggalkan ruangan, Bunga langsung terjatuh lemas. Untuk pertama kalinya ia melawan seorang Tasya Aqilla Putri. Tangan dan kakinya terus bergemetar. "Saudari Bunga, kau taka pa?" bantu juri lain yang menghampirinya. Disisi lain ketika resume Tasya akan dibuang karena ia tereliminasi, direktur alih alih mengambilnya kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun