Mohon tunggu...
Lugas Rumpakaadi
Lugas Rumpakaadi Mohon Tunggu... Jurnalis - WotaSepur

Wartawan di Jawa Pos Radar Banyuwangi yang suka mengamati isu perkeretaapian.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Kompasianer Jadi Wartawan Media Lokal

24 Oktober 2022   21:18 Diperbarui: 25 Oktober 2022   19:01 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wartawan. (Sumber: Pexels/Gustavo Fring)

Sempat panik waktu itu. Jangan-jangan tidak diterima lagi seperti sebelumnya. Memang, sebelumnya saya telah mengirim lamaran ke berbagai perusahaan media. Yang saya incar tetap, posisi wartawan, tidak berubah.

Sambil menunggu, saya pasrah dan akhirnya memilih untuk terus mencoba melamar di perusahaan lain. Selain itu, beberapa aktivitas seperti menulis juga masih tetap saya lanjutkan. Sekadar untuk killing time agar tidak terlalu kepikiran.

Bulan Agustus pun berakhir, masuklah ke bulan September. Sebuah keajaiban pun datang. Iseng, saat itu saya scroll linimasa Instagram. Tiba-tiba muncullah panggilan calon wartawan dari akun resmi media yang saya lamar di bulan Agustus.

Satu per satu saya perhatikan nama-nama yang muncul. Ada 22 nama yang tertera di sana. Yes, benar saja, ada nama saya yang muncul di antara 22 nama yang muncul. Langsung saja saya kabari ibu, "Bu, ada panggilan tes."

Ekspresi ibu langsung senang saat itu. Siapa sangka, anaknya yang sudah setahun lebih menjadi pengangguran terdidik akhirnya dapat panggilan kerja. "Ya sudah dicoba saja dulu, barangkali rezeki," katanya.

Senin (5/9/2022), sesuai dengan undangan, saya menghadiri tes di kantor media tersebut. Ada beberapa tes yang harus dijalani pada hari itu. Tes tulis dan wawancara. Tes tulis ada dua sesi. Kemudian langsung dilanjut tes wawancara.

Tes tulis berjalan lancar. Saya yakin dengan kemampuan menulis yang sudah terlatih bertahun-tahun. Ya, meskipun mungkin bagi sebagian orang, tulisan saya masih jauh dari kata bagus dan sempurna. Tapi tak apa, yang penting pede dulu.

Setelah tes tulis berakhir, ada jeda sejenak sebelum wawancara. Tak begitu lama, nama saya dipanggil. Saya ingat, saat itu saya dipanggil di urutan kedua. Sampai sekarang, saya penasaran soal urutan tes wawancara itu. Random atau memang ada dasarnya?

Di ruangan tes wawancara ada tiga orang yang menanyai saya. Seorang HRD, pemimpin redaksi, dan general manager. Sudah serasa seperti disidang skripsi. Namun, saya tetap mencoba untuk tetap tenang dan rasional menjawab pertanyaan mereka.

Saya ingat betul, pemimpin redaksi memuji hasil tes tulis saya. Lantas, dia menanyakan, adakah tulisan saya yang termuat di website dan bisa dibaca. Langsung, saya sodorkan tautan salah satu artikel di Kompasiana yang berjudul "Memimpikan Banyuwangi yang Terkoneksi Transportasi Publik". Sebuah artikel yang saya tulis pada 21 Agustus 2022.

Usai wawancara, mereka tidak langsung mengumumkan hasilnya. Saya diharuskan menunggu lagi sekitar 2-3 hari. Jika nantinya diterima, mereka berjanji akan menghubungi saya. Setelah itu, langsung saya pulang untuk beristirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun