Tradisi ini juga sering menjuarai lomba saat ada event budaya antar kepulauan Madura lho. Unik bukan?
Namun, beberapa tahun terakhir tradisi ini sempat mengalami pro dan kontra dikalangan masyarakat karena berhubungan dengan keyakinan masyarakat kepulauan Kangean.
Kokocoran di anggap tidak memiliki nilai moral apapun karena dianggap hanya digunakan untuk bersenang-senang saja dan dianggap membebani pihak pria ketika dalam pernikahan. Karena uang yang dikeluarkan untuk melakukan hajatan Kokocoran tidaklah sedikit.
Tarian yang terdapat dalam Kokocoran pun dianggap tidak etis, karena tidak ada sekat pembatas antara wanita dan laki-laki.
Nah, lalu apa tanggapan penulis tentang hal ini?
Menurut penulis, selama tidak membebani yang ingin melaksanakan tradisi tersebut silahkan di laksanakan, toh selama ini tidak pernah ada kasus pelanggaran hak moral di dalamnya.Â
Jangan memaksa melaksanakan jika dikira kurang dalam hal finansial karena tradisi ini tidak wajib. Butuh banyak pertimbangan untuk melakukannya.
Namun, Kokocoran menjadi ikon tersendiri bagi masyarakat Kangean, jadi alangkah lebih baiknya yang melaksanakan menghargai dan yang tidak melaksanakan juga menghargai.Â
Selama tradisi ini tidak merugikan siapapun dan yang melaksanakan tidak merasa dirugikan sah-sah saja untuk melakukan tradisi Kokocoran.
Tidak bosan-bosannya penulis memberi saran, mari lestarikan budaya. Karena budaya jati diri bangsa kita. Selama baik dan benar maka tradisi haruslah lestari.
Nah, gimana menurut kalian? Jika ada apendapat lain silahkan di komen yah.