Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Posisi Indonesia dalam Negosiasi Tarif Trump di Tengah Dinamika Asia Tenggara

25 Juli 2025   23:20 Diperbarui: 26 Juli 2025   13:31 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Posisi Indonesia dalam Negosiasi Tarif Trump di Tengah Dinamika Asia Tenggara (Sumber Foto Ko;ase Pribadi: AFP and AP Photos/EVAN VUCCI via KOMPAS.com)

Ketika gelombang proteksionisme Amerika Serikat (AS) kembali menghantam kawasan Asia Tenggara melalui kebijakan tarif timbal balik Donald Trump, Indonesia menunjukkan kemampuan diplomasi ekonomi yang patut diapresiasi. 

Indonesia berhasil turun tarifnya dari awal 32% menjadi 19%, sebuah pencapaian yang menempatkan negara ini dalam posisi yang relatif menguntungkan dibandingkan sebagian besar tetangganya di kawasan ASEAN.

Dalam konteks regional, pencapaian Indonesia ini menjadi lebih bermakna ketika kita membandingkannya dengan nasib negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Kamboja dengan 49 persen, Laos 48 persen, Vietnam 46 persen, Thailand 36 persen, Indonesia 32 persen, Malaysia 24 persen, Brunei 24 persen, Filipina 17 persen, dan Singapura 10 persen adalah daftar lengkap tarif yang diberlakukan Trump untuk kawasan ASEAN. 

Meskipun Indonesia masih menghadapi tarif yang cukup tinggi, kemampuannya menurunkan tarif dari 32% menjadi 19% menunjukkan keberhasilan strategi negosiasi yang dilakukan pemerintah.

Yang menarik adalah perbandingan Indonesia dengan Filipina yang mendapat perlakuan serupa. Filipina diturunkan sama dengan Indonesia menjadi 19%, menunjukkan bahwa kedua negara memiliki daya tawar yang setara dalam negosiasi dengan Washington. 

Namun, perbedaan mendasar terletak pada detail kesepakatan yang dicapai. Indonesia berhasil merundingkan paket komprehensif yang tidak hanya melibatkan penurunan tarif, tetapi juga komitmen investasi dan pembelian produk Amerika dalam skala yang signifikan.

Keunggulan posisi Indonesia semakin terlihat ketika dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang masih terjebak dalam ketidakpastian. Malaysia dan Kamboja masih menghadapi ketidakjelasan hingga 1 Agustus mendatang. 

Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak semua negara ASEAN berhasil mencapai kesepakatan seperti Indonesia. Lalu, negara-negara seperti Vietnam dan Thailand yang menghadapi tarif yang jauh lebih tinggi masih berjuang untuk menemukan formula negosiasi yang tepat.

Strategi Indonesia dalam negosiasi ini mencerminkan pemahaman mendalam tentang dinamika politik ekonomi Amerika di era Trump kedua. Pemerintah Indonesia menyadari bahwa pendekatan transaksional yang disukai Trump memerlukan konsesi nyata dan terukur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun