Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Dampak Cekcok Zelensky-Trump terhadap Perdamaian Rusia-Ukraina?

2 Maret 2025   10:23 Diperbarui: 2 Maret 2025   16:49 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PM Italia, Meloni, memperingatkan bahwa "perpecahan di Barat membuat semua menjadi lebih lemah." Meloni mengusulkan pertemuan puncak segera antara Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan sekutunya untuk membahas strategi menghadapi situasi Ukraina.

Sementara itu, di pihak Rusia, Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, dengan singkat mengomentari insiden tersebut sebagai "sebuah teguran keras di Ruang Oval." Pernyataan ini mengindikasikan kepuasan Moskow melihat perpecahan di antara Ukraina dan sekutu utamanya.

Posisi Zelensky 

Meskipun terjadi konfrontasi panas, Zelensky tetap berusaha mempertahankan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat melalui pernyataan yang disampaikan setelah pertemuan tersebut. 

Zelensky menyatakan terima kasih atas dukungan AS dan mengakui bahwa bantuan Amerika "sangat penting bagi kelangsungan hidup" Ukraina.

Zelensky tetap menekankan pentingnya perdamaian yang adil dan berkelanjutan, bukan sekadar gencatan senjata. Bagi Ukraina, Putin telah melanggar gencatan senjata sebanyak 25 kali dalam 10 tahun terakhir, sehingga solusi perdamaian sejati adalah satu-satunya jalan keluar.

Insiden ini memiliki beberapa implikasi signifikan terhadap dinamika perang Rusia-Ukraina. Pertama, ancaman Trump bahwa AS mungkin "keluar" menimbulkan ketidakpastian tentang keberlanjutan bantuan militer dan finansial untuk Ukraina. Pengurangan atau penghentian bantuan bisa berdampak serius pada kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri.

Implikasi kedua, perpecahan publik antara Ukraina dan AS secara jelas bakal memperkuat posisi negosiasi Rusia. Pernyataan Medvedev mengindikasikan bahwa Moskow melihat ini sebagai perkembangan positif bagi kepentingan mereka.

Ketiga, sikap Trump yang lebih lunak terhadap Rusia mendorong Ukraina untuk lebih mengandalkan dukungan Eropa. Pernyataan pemimpin Eropa menunjukkan komitmen berkelanjutan mereka. Tanpa dukungan penuh AS, kapasitas dukungan Eropa mungkin terbatas.

Implikasi terakhir, ultimatum Trump agar Zelensky "membuat kesepakatan" menunjukkan bahwa AS di bawah kepemimpinan Trump kemungkinan akan menekan Ukraina untuk bernegosiasi dengan Rusia, bahkan jika itu berarti konsesi teritorial yang signifikan.

Konfrontasi Zelensky-Trump menjadi titik balik dalam konflik Rusia-Ukraina. Jika tekanan untuk negosiasi dari AS berlanjut, Zelensky akan menghadapi dilema berat. Di satu sisi, Ukraina harus mempertahankan integritas teritorialnya. Di sisi lain, Ukraina juga dipaksa mengamankan perdamaian melalui kompromi yang mungkin tidak populer di dalam negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun