Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyambut Tahun Baru 2023 dalam Keramaian di Tugu Yogyakarta

3 Januari 2023   23:49 Diperbarui: 3 Januari 2023   23:52 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bacajogja.id/wp-content/uploads/2022/12/malam-tahun-baru-2023-di-jogja.jpg

Sudah tiga hari ini menapaki tahun baru 2023. Rasanya tidak rela meninggalkan kenangan 2022 begitu saja. Apalagi memori pergantian tahun, kerumunan orang, kebersamaan menghitung detik-detik berakhirnya tahun 2022, dan doa soal pengharapan tentang kesehatan-kebahagiaan-kesuksesan di tahun 2023 masih hangat dalam ingatan.

Banyak hal buruk di 2022 memaksa kita move on, namun beberapa yang baik tetap perlu dikenang. Kenangan yang baik dan buruk membuat orang melakukan evaluasi yang sifatnya personal. Selain itu, ada juga pengalaman kolektif yang tetap menarik diperbincangkan dan ditulis di Kompasiana.

Ada tiga kenangan penting tentang pengalaman di pergantian tahun 2022 ke 2023. Pertama adalah lokasi. Tugu Yogyakarta menjadi salah satu pusat keramaian menyambut Tahun Baru 2023. Tempat-tempat lain seperti Titik Nol Kilometer di kawasan Kantor Pos di ujung jalan Malioboro dan Taman Pelangi di Ring Road Utara juga dijadikan tempat kerumunan serupa.

Beberapa titik keramaian itu tampaknya sengaja dibuat untuk memecah atau membagi kerumunan. Tempat-tempat lain yang lebih kecil tentu saja menjadi lokasi menyambut tahun baru, misalnya alun-alun Sleman.

Sebagai sebuah simpang empat atau perempatan, Tugu berada di tengah-tengahnya. Tugu menjadi salah satu titik imajiner yang menghubungkan pantai Selatan, Keraton, hingga ke Gunung Merapi. Nama panjangnya adalah Tugu Pal Putih, tetapi orang umumnya hanya menyebut Tugu.

Waktu masih menunjukkan pukul 19.00 WIB di malam terakhir 2022. Yang mengejutkan adalah sepanjang jalan Sudirman dari toko Gramedia melewati Tugu hingga perempatan Pingit terasa lengang.

Sesuatu yang tidak biasa jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Jalanan tanpa hambatan macet itu mempercepat kami tiba di tempat tujuan. Kami pun parkir mobil di pinggir jalan yang paling dekat ke arah Tugu Jokja.

Kenangan kedua adalah kebersamaan. Meramaikan suasana akhir tahun di jalanan bersama keluarga memang pengalaman pertama. Kami biasanya lebih memilih berada di rumah sambil menyantap barbekyu tradisional alias nyate ayam plus sosis.

Namun karena anak-anak sudah besar, keluar rumah menjelang tahun baru menjadi pilihan menarik. Apalagi pilihan itu ada di Tugu Jokja. Puluhan tahun pindah ke Jokja, baru malam ini saya merayakan akhir tahun di Tugu.

Semakin malam, jumlah orang bertambah. Beruntung kami datang lebih awal. Kami bisa mendapatkan tempat parkir lebih leluasa dan tempat duduk yang masih banyak kosongnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun