Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Posisi Indonesia dalam Kemitraan Strategis dengan Amerika Serikat

29 Oktober 2020   23:36 Diperbarui: 29 Oktober 2020   23:37 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcTpEgFUQfnaexR1dqR6cMaQO_o7vlpv8a9QSA&usqp=CAU

Dukungan terhadap atau sikap menerima kehadiran AS ini penting untuk mempengaruhi sikap intervensionis dan konfliktual China di kawasan perairan LCS.

Kedua, Kawasan Indo-Pasifik

Istilah "Indo-Pasifik" menggambarkan visi geopolitik baru Presiden AS Donald Trump untuk Asia, yang menekankan kebangkitan India di hadapan meningkatnya pengaruh China. AS berusaha mendapatkan dukungan dari negara-negara di kawasan Asia, yang mencakup Asia Tenggara, Asia Timur,  dan India untuk memperkuat posisinya.

AS menekankan arti penting Indo-Pasifik dalam agenda kunjungan Menlu Pompeo ke Indonesia. Menlu AS dan Indonesia sepakat untuk menegaskan komitmen kedua negara  mengenai kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Penegasan ini menambah dukungan yang diberikan Jepang dalam kunjungan Perdana Menteri Yoshihide Suga ke Jakarta (20/10/2020).

Dengan Asia Tenggara sebagai pusat dari kawasan Indo-Pasifik, Indonesia berkepentingan mendorong semua negara besar (major powers) bekerjasama dalam kerangka ASEAN, melalui mekanisme East Asia Summit (EAS). 

Kesamaan kepentingan antara AS dan Indonesia (termasuk Jepang) didorong oleh kenyataan geopolitik bahwa kawasan Indo-Pasifik meng­ga­bungkan kawasan Asia-Pa­si­fik dengan wilayah di sekitar Sa­mudera Hindia sebagai se­buah kesatuan.

Kunjungan Menlu AS dan PM Jepang dianggap sebagai ancaman keamanan bagi China. Menlu Wang Yi menggambarkan strategi "Indo-Pasifik" Washington secara nyata bertujuan menjadikan Amerika Serikat sebagai mitra strategis. Menlu China ini juga memperingatkan negara-negara Asia mengenai dampak dari strategi AS yang memicu persaingan geopolitik di Laut China Selatan dan bagian lain kawasan itu.

Perebutan pengaruh antara AS dan China di kawasan Indo-Pasifik ini menyebabkan negara-negara anggota ASEAN terpecah-belah dan mengabaikan arti penting kebersatuan dan sentralitas ASEAN. Akibatnya, berbagai negara besar berkepentingan menjadikan kawasan ini sebagai pusat gravitasi perebutan pengaruh mereka. 

Posisi Indonesia
Indonesia memainkan peran strategis sebagai kekuatan besar di ASEAN. Indonesia juga menjadi satu-satunya negara besar di Asia Tenggara yang belum memberikan dukungan tegas kepada kepentingan regional AS, termasuk dalam rivalitasnya dengan China di LCS. Penyebab utamanya adalah Indonesia memegang (prinsip) politik bebas aktif dalam politik luar negerinya.

AS harus menerima kenyataan pahit bahwa pemerintah Indonesia menolak permintaan Amerika Serikat untuk mengizinkan pesawat pengintai P-8 Poseidon untuk mendarat dan mengisi bahan bakar. Walaupun pendekatan "tingkat tinggi" kepada Menteri Pertahanan (Menhan) dan Menlu Indonesia telah dilakukan, Presiden Jokowi menolak permintaan tersebut.

Bagi Indonesia, AS merupakan salah satu mitra penting, seperti China, Jepang, Rusia, dan negara-negara lainnya. Dalam konteks Indo-Pasifik, Indonesia tidak mendasarkan kebijakannya pada persepsi ancaman keamanan sebagaimana AS dan Jepang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun