Maksim ini menuntut penutur untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain dan meminimalkan rasa hormat kepada orang lain. Namun pada kenyataannya, sekarang banyak anak muda yang berbicara kasar atau bahkan tidak sopan kepada yang lebih tua.
Contoh saat sedang berbicara kepada orang tua, seringkali mendengar remaja yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik. Bahkan dalam sehari-hari kita juga sering mendengar para remaja berbicara kasar kepada sesamanya atau pada saat seseorang memuji temannya karena mempunyai barang yang bagus tetapi malah dibalas dengan tuturan yang menyebutkan bahwa dia orang kaya. Tuturan ini sangat tidak menghormati orang lain.
Bisa saja orang lain tersinggung dengan apa yang diucapkan. Anak muda zaman sekarang sebaiknya harus bisa bersikap ramah kepada sesama dan orang tua. Dapat dikatakan bahwa tuturan yang melanggar maksim kemurahan ini adalah tuturan yang tidak bersahabat atau terkesan sombong.
Keempat, penyimpangan terhadap prinsip kesantunan maksim kecocokan. Maksim ini menghendaki agar setiap penutur dan lawan bicara memaksimalkan kecocokan diantara mereka saat sedang berkomunikasi serta meminimalkan ketidakcocokan diantara mereka. Banyak anak muda zaman sekarang yang melanggar maksim kecocokan ini. Contoh ketika salah satu diantara mereka mengatakan bahwa belajar matematika itu sangatlah sulit,
namun salah satu teman menjawab dengan sombong bahwa matematika ini sangat mudah. Alasan mengapa temannya itu melakukan pelanggaran maksim kecocokan adalah dia ingin menghina temannya yang tidak bisa matematika. Dapat dikatakan bahwa tuturan yang melanggar maksim kecocokan ini adalah tuturan yang dapat memberikan aspek kesetujuan sehingga dibutuhkan ketegasan dalam pengambilan keputusan tersebut.
Kelima, penyimpangan terhadap prinsip kesantunan maksim kesimpatian. Maksimini menuntut seorang penutur untuk memaksimalkan rasa simpatinya saat sedang berbicara dengan orang lain dan meminimalkan rasa antipatinya.
Contoh saat seorang remaja sedang mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas, tetapi bukannya diberi semangat dan bantuan oleh temannya namun malah dibalas dengan “rasakan”. Tentu saja seseorang yang dibalas seperti itu akan merasa sakit hati. Dapat dikatakan bahwa tuturan yang melanggar maksim ini adalah tuturan yang tidak mengandung rasa simpati yang tinggi terhadap orang lain.
Faktor penyebab kesantunan berbahasa di kalangan remaja mulai luntur ialah terbiasanya para remaja menggunakan bahasa kotor yang sering digunakan saat sedang berbicara dengan temannya ataupun dengan orang lain. Penggunaan bahasa kotor dalam percakapan sehari-hari seperti sudah menjadi budaya atau mendarah daging di kalangan remaja. Mereka mungkin memiliki hubungan yang cukup erat.
Sehingga bukan sebuah masalah bagi mereka ketika menggunakan bahasa tersebut. Namun, apabila sedang berada di sekitar masyarakat, terutama orang tua, ini menjadi sebuah hal yang sangat mengganggu. Hal kedua yang menjadi faktor dari masalah ini adalah lingkungan pergaulan mereka,dengan siapa remaja tersebut bergaul dalam kesehariannya.
Walaupun seorang remaja berasal dari daerah pedesaan, namun ketika bergaul dengan remaja yang berasal dari kota besar yang kesantunan berbahasanya mulai memudar, remaja desa tersebut akan terpengaruh dan otomatis ikut-ikutan berbahasa kotor saat berkomunikasi dengan teman-temannya.
- Pentingnya Penerapan Kesantunan Berbahasa
Para remaja jaman sekarang perlu diajarkan sopan dan santun ketika berbicara di tempat umum, entah itu berbicara kepada orang tua maupun berbicara kepada teman sesamanya. Saat ini banyak dijumpai remaja yang berbicara kasar bahkan tidak pantas di tempat umum. Apalagi nada bicaranya sambil berteriak. Itu sungguh mengganggu kenyamanan orang lain.