Nah, apakah kalian senang jika berbicara dengan kasar atau tidak santun? Tentu saja tidak bukan karena bahasa yang seperti itu  tidak enak untuk didengarkan. Untuk itu, mari kita menerapkan kaidah kesantunan berbahasa dengan benar agar akibat yang dtimbulkan dari ketidaksantunan berbahasa tidak kita rasakan. Kesantunan berbahasa Indonesia adalah cerminan dari budaya bangsa.
Realisasi Kesantunan BahasaÂ
Berdasarkan pengumpulan data, realisasi kesantunan bahasa dalam masyarakat khususnya anak muda dibedakan menjadi tiga, yaitu: sangat tidak santun, cukup santun, dan sangat santun.
- Sangat tidak santun
- Kesantunan berbahasa di kalangan anak muda dalam kategori sangat tidak santun sebagian besar menggunakan dialek bahasa Jawa. Biasanya tutur kata yang tidak santun ini karena sering bertutur kasar atau misuh.
- Cukup santun
- Kesantunan berbahasa dalam kategori cukup santun bisa dikatakan lebih baik dari sebelumnya bahkan lebih halus dari tidak santun. Dalam hal ini cukup santun mengarah kepada pemilihan dialek yang sedikit kurang tepat sehingga masih menimbulkan rasa kurang enak ketika didengar.
- Sangat santun
- Penggunaan kaidah kebahasaan dalam kategori sangat santun sudah memenuhi prinsip kesantunan bahasa. Tuturan yang dikeluarkan dalam berkomunikasi sudah sangat halus dan dapat diterima oleh lawan tutur.
Realisasi kesantunan berbahasa dapat diterapkan oleh remaja dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat sedang berbicara dengan guru, menggunakan bahasa yang halus. Jika tidak bisa menggunakan bahasa Jawa Krama, sebaiknya menggunakan bahasaÂ
Indonesia dengan memperhatikan aturan-aturan di dalamnya.
Jika sedang memanggil teman, sebaiknya jangan berteriak dan menggunakan bahasa kasar atau misuh. Atau saat bercanda dengan teman sebaya, hendaknya jangan berlebihan dan tetap memperhatikan kesantunan berbahasa, agar tidak ada pihak lain yang tersinggung. Contoh seperti ini bisa diterapkan di sekolah, kampus, maupun di tempat tinggal kita.
Saat sedang menelepon, hendaknya kita juga menerapkan kesantunan berbahasa. Contohnya adalah memberi salam terlebih dahulu baru mengutarakan apa yang akan dibicarakan. Memberi salam juga menggambarkan tindakan kesantunan, pasalnya banyak anak muda sekarang yang tidak mengucapkan salam saat sedang menelepon.
Ketika sedang presentasi di dalam kelas pun juga harus memperhatikan kesantunan berbahasa. Pemilihan bahasa yang pas perlu diperhatikan agar orang lain dapat memahami apa yang disampaikan oleh kita. Saat sedang presentasi hindari menggunakan kata-kata yang bersifat menyinggung atau memojokkan orang lain karena akan dianggap tidak sopan.
Saat sedang bertanya, seharusnya juga menggunakan bahasa yang sopan. Seringkali dijumpai banyak pelajar yang bertanya kepada guru dengan bahasa yang tidak sopan atau menggunakan bahasa yang campur aduk dengan bahasa Jawa. Atau mungkin ada yang bertanya tetapi malah melukai perasaan orang lain sendiri. Sebaiknya dalam bertanya kita memperhatikan tata cara tuturan yang baik dan benar agar yang ditanya mengerti sehingga bisa menjelaskan dengan baik.
Ketika ingin menyampaikan pendapat, hendaknya menggunakan bahasa yang santun dan efektif. Jika ingin menyampaikan pendapat, tidak boleh menggunakan kata-kata kasar yang bisa menyulut emosi seseorang. Ini dimaksudkan agar tidak terjadi pertengkaran. Bahasa yang digunakan dalam penyampaian pendapat harus memperhatikan prinsip-prinsip kesantunan bahasa.
Saat memberi perintah kepada orang lain pun juga harus santun. Santun disini dimkasudkan agar tuturan yang disampaikan tidak bersifat mengancam atau menggertak. Saat memberikan informasi kepada orang lain pun juga harus menggunakan bahasa yang santun dan tidak kotor.