Mohon tunggu...
L S P 3 I
L S P 3 I Mohon Tunggu... Dosen - Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia (Institute for Policy Research and Development study Indonesian Education), adalah organisasi non profit pendidikan yang bergerak di bidang KAJIAN, STUDI & RISET.Tujuannya mewujudkan tatanan pendidikan Tinggi Indonesia yang berpegang kepada nilai-nilai peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia "untuk pengembangan dan kemajuan pendidikan tinggi Indonesia"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran [Kreatif], Kebutuhan Pendidikan Kekinian

22 Februari 2019   13:15 Diperbarui: 2 Juli 2021   07:24 6314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran [Kreatif], Kebutuhan Pendidikan Kekinian | ilustrasi L S P 3 I

Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan dosen dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang variatif, misalnya kerja kelompok, pemecahan masalah dan sebagainya. Pembelajaran kreatif mengharuskan dosen untuk mampu merangsang peserta didik memunculkan kreatifitas, baik dalam konteks kreatif berfikir maupun dalam konteks kreatif melakukan sesuatu.

Secara etimologi kata pembelajaran diderivasi dari kata ajar yang mempunyai arti petunjuk yang diberikan kepada orang lain supaya diketahui atau diikuti. Sedang pembelajaran sendiri mempunyai arti proses, cara, perbuatan mengajar. 

Sedangkan dalam arti terminologi pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono, sebagaimana dikutip oleh Syaiful Sagala adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pengajar secara terprogram dalam desain konstruksional, untuk membuat peserta didik belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Sedangkan arti kreatif secara harfiah berarti memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan,  bersifat (mengandung) daya cipta. Kreatif (creative) dalam arti istilah berarti menggunakan hasil ciptaan / kreasi baru atau yang berbeda dengan sebelumnya. Berfikir kreatif mengandung proses mental, yang dipergunakan juga dalam bentuk berfikir seperti pengalaman, pengingatan kembali dan ekspresi.

Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19 dalam Aspek Pendidikan Indonesia

Dengan kreativitas merupakan kegiatan yang mendatangkan hasil yang bersifat:

  • Baru: inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan.
  • Berguna: lebih enak, praktis, mempermudah, memperlancar, mengembangkan, mendidik memecahkan masalah, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang baik.
  • Dapat dipahami

Kreatif dalam berfikir merupakan kemampuan imajinatif namun rasional. Berfikir kreatif selalu berawal dari berfikir kritis yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu yang sebelumnya tidak baik. 

Era kini menuntut orang untuk selalu belajar dan memikirkan cara-cara baru dalam menghadapi persoalan kehidupan. Persoalan hidup yang ditemukan di lingkungan keluarga, masyarakat, atau bangsa semakin kompleks dan menuntut kita berpikir kreatif dan divergent dalam menyelesaikannya. Dalam merespons perkembangan kehidupan yang cepat (ilmu dan teknologi), Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang teknokrat kreatif.

Kreativitas merupakan 'kekayaan pribadi' yang diwujudkan dalam sikap atau karakter, seperti fleksibel, terbuka, keinginan mencoba sesuatu, keteguhan, serta kemampuan menjabarkan gagasan dan kemampuan mengenal diri sendiri secara realistis.  

Dalam konteks pembelajaran kreatif dimaksudkan adalah cara pendidik mengajar dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih caranya sendiri dalam belajar dan bertanya. Dalam artian pendidik memberi kebebasan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri dengan cara yang kreatif.

Model pembelajaran kreatif adalah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber. 

Model pembelajaran Kreatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu dosen dalam proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar peserta didik yang diharapkan oleh pendidik dapat meningkat.

Kreatif adalah sebuah pemahaman, sensitivitas dan apresiasi. Sehingga orang yang dikatakan kreatif adalah memiliki kemampuan kapasitas pemahaman, sensitivitas dan apresiasi. Berfikir kreatif merupakan berfikir devergen thinking yang memiliki ciri fleksibelitas, originilitas, fluency (keluwesan, keaslian dan kuantitas output.

Menurut Campbell (1986) menyatakan ada beberapa ciri orang kreatif antara lain:

  • Kelincahan mental (berfikir dari segala arah).
  • Kemampuan untuk bermain dengan ide, gagasan konsep, langkah-langkah, lambang-lambang, kata, angka, yang lebih khususnya berhubungan dengan ide-ide, gagasan dan sebagainya.
  • Berfikir dari satu ide, gagasan menyebar kesegala arah, yakni berfikir mencari jawaban dengan mencari jawaban yang berbeda.
  • Fleksibilitas dan konseptual.
  • Kemampuan untuk secara spontan mengganti cara pandang, pendekatan kerja yang tak jalan.
  • Orientalis (berorientasi pada hal positif).
  • Kemampuan untuk mengeluarkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja, yang tidak lazim yang jarang, bahkan mengejutkan.
  • Lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas.
  • Latar belakang yang merangsang.
  • Kecakapan dalam banyak hal.

Kreatif dapat dirancang untuk memecahkan masalah, ekspresi kreatif, empati, hubungan sosial baik di sekolah maupun lingkungan lain. Selain itu orang kreatif selalu ingin tahu, suka mencoba, senang bermain, intuitif. Kreatif tidak harus seorang seniman, ilmuwan, penemu. Semua orang mempunyai kemampuan untuk menjadi pemikir-pemikir yang kreatif dan pemecah masalah. Yang dibutuhkan adalah pikiran yang penuh rasa ingin tahu, kesanggupan untuk mengambil resiko, dan dorongan untuk membuat segalanya. Selain itu orang kreatif menggunakan pengetahuan yang kita semua miliki dengan membuat lompatan yang memungkinkan, mereka memandang segala sesuatu dengan cara yang baru.

Adapun tahap-tahap kreatifitas menurut Munandar (1998) adalah sebagai berikut:

  • Persiapan

Meletakkan dasar, mempelajari latar, seluk beluk dan problematikanya

  • Konsentrasi

Inkubasi mengambil waktu, istirahat, waktu santai, melepaskan diri dari kesibukan

  • Iluminasi

Tahap mendapatkan ide gagasan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru

  • Verifikasi

Menghadapi memecahkan masalah-masalah praktis sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja dan jawaban baru.

Para peserta didik dibimbing agar memiliki kemampuan kreatifitas, mampu berfikir kritis dan mampu memecahkan masalah. Oleh karena itu, melalui proses belajar mengajar diupayakan tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Dosen perlu menyediakan kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya penambahan aspek keluwesan, keaslian, dan kuantitas kreatifitas yang dimiliki oleh para peserta didik.

Baca juga: Bangkit (Pendidikan) Indonesia 2021!

Adapun prosedur mengembangkan kreatifitas sebagai berikut

  • Mengklasifikasikan jenis masalah yang akan disajikan kepada peserta didik.
  • Mengembangkan dan menggunakan keterampilan-keterampilan memecahkan masalah.
  • Memberikan ganjaran/hadiah bagi yang berhasil dalam belajar kreatif.

Tak dapat dipungkiri, jika praktek pembelajaran di perguruan tinggi kita dewasa ini masih cenderung bersifat memaksakan materi bahan ajar, bukan pada pencapaian dan penguasaan kompetensi. Disamping itu metode pembelajaran yang ditetapkan juga membosankan, dan juga dalam kegiatan pembelajaran, dosen masih dominan sebagai pusat informasi, peserta didik hanya disuguhi ceramah tanpa memperhatikan peserta didik tersebut faham atau tidak, hal ini dikarenakan mengejar target materi bahan ajar dan perkuliahan selesai. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan tidak bermakna bagi peserta didik dan tidak ditetapkan pada kehidupan sehari-hari.

Pentingnya pengembangan kreativitas pembelajaran akan menghasilkan peserta didik kreatif yang umumnya memiliki kemampuan lebih tinggi dan tangguh jika dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Kemampuan berpikir kreatif sebagai komponen kreativitas akan menghasilkan pembelajaran efektif atau lebih jauh mengembangkan daya nalar tinggi yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan pembelajaran.

Pengembangan potensi kreatif peserta didik akan menghasilkan superior learning. Peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kreatif akan memiliki motivasi intrinsik yang tinggi dalam belajar dan memiliki daya dorong kuat, percaya diri, dan kemampuan berpikir tinggi. Juga pengembangan kemampuan berpikir divergent sebagai elemen kreatif akan memperbaiki sikap seseorang dalam belajar dan meningkatkan motivasi belajar atau cara yang ampuh mendorong seseorang belajar.

Dengan kata lain, kreativitas memberikan kemampuan yang diperlukan untuk menghadapi kehidupan mendatang yang tidak menentu. Berpikir kreatif merupakan unsur penting untuk mewujudkan pembelajaran yang berhasil atau pendidikan bermutu dan keberhasilan dalam kehidupan.

Dosen dan sistem dan metode pembelajaran kreatif

Dosen dan sistem pembelajaran kreatif merupakan syarat untuk melahirkan kreatifitas dalam pembelajaran. Dosen kreatif ialah seorang yang menguasai keilmuan dan memiliki otonomi di kelas (pembelajaran). 

Dosen kreatif menetapkan tujuan, maksud, membangun kemampuan dasar, mendorong pencapaian pengetahuan tertentu, menstimulasi keingintahuan dan eksplorasi, membangun motivasi, mendorong percaya diri dan berani mengambil risiko. 

Lalu, fokus pada penguasaan ilmu dan kompetisi, mendukung pandangan positif, memberikan keseimbangan dan kesempatan memilih dan menemukan, serta mengembangkan pengelolaan diri (kemampuan atau keterampilan metakognitif), menyelenggarakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai teknik dan strategi untuk menfasilitasi lahirnya tampilan kreatif, membangun lingkungan yang kondusif terhadap tumbuhnya kreativitas, dan mendorong imajinasi dan fantasi.

Dosen kreatif akan memberikan inspirasi kreatif kepada peserta didik, fleksibel, luas pangaweruh dalam menyajikan materi dan menemukan cara penyajikan kepada anak (peserta didik). Guru kreatif mampu membangun hubungan menyenangkan dan dengan konsisten mengembangkan berpikir divergent di kalangan peserta didiknya.

Dosen kreatif juga bersikap kritis dalam relasi dengan koleganya. Dosen  kreatif suka mengembangkan kritik terhadap dirinya, sikap dan perasaan tidak sepakat (kritis) terhadap sistem yang berlaku. Dosen kreatif memberikan bimbingan dan mengarahkan peserta didik kepada tujuan. 

Dosen kreatif memilik sensitivitas dan kesadaran terhadap situasi. Dosen kreatif melawan setiap sikap dan tindakan yang menghina atau mengecilkan peserta didiknya. Dosen kreatif akan muncul di suatu lingkungan termasuk lingkungan kampus manakala sistem dan metode pendidikan kreatif tumbuh.

Sistem dan metode pembelajaran yang kreatif akan memberikan peluang atau kebebasan kepada warga sivitas akademika kampus (dosen, peserta didik, staf) mengekspresikan kreativitas mereka. 

Sistem dan metode pembelajaran yang kreatif di terapkan di kampus akan melibatkan berbagai pihak dalam dialog kreatif dan pembuatan keputusan kreatif. Sistem dan metode pembelajaran yang kreatif akan menjadi sumber inspirasi, memberi akses, waktu, sumber, dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk melakukan eksperimen dan berbeda pandangan (konflik).

Kurikulum dan pembelajaran

Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan rencana baku, namun tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif. 

Dengan demikian, ada kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan dan sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar dosen menciptakan kegiatan belajar yang beragama sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik dan tipe serta gaya belajar peserta didik.

Kurikulum dirancang berdasarkan tema dan atau tujuan dari program studi bidang keilmuan. Unit pembelajaran terdiri dari kegiatan pembelajaran berseri yang dirancang berdasarkan topik besaran yang melibatkan seluruh kelompok. Topik ini mengandung unit area pembelajaran seperti menyiapkan atau memberikan topik dan framework perencanaan kegiatan untuk peserta didik. Pesertta didik secara keseluruhan mencoba mengalami. Pembelajaran yang didasarkan kepada prinsip atau pandangan (differentiated instruction/DI) sebagai berikut:

  • Peserta didik memiliki perbedaan dalam beberapa hal, yaitu kesiapan belajar, minat, gaya belajar, dan pengalaman.
  • Perbedaan itu memengaruhi karakterisitik setiap peserta didik dalam belajar, dan apa yang perlu dipelajari peserta didik. Tugas utama dosen dan ialah memaksimalkan kemampuan setiap peserta didik.
  • Differentiated instruction (DI) merupakan usaha perbaikan untuk mencapai mutu tinggi kurikulum dan pembelajaran, peserta didik terlibat dalam menetapkan tujuan.
  • Kurikulum mempunyai hubungan dengan pengalaman dan minat peserta didik. Oleh sebab itu, Differentiated instruction (DI) dimaksudkan untuk memaksimalkan kegiatan belajar peserta didik dan membantu peserta didik mencapai suatu kemajuan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

Wahana kreatif

Proses belajar semata tidak cukup untuk dapat membentuk dan menumbuhkembangkan sikap dan motivasi kreatif peserta didik. Untuk itu, diperlukan sarana yang secara sinambung memelihara dan mempertahankan sikap dan motivasi peserta didik berproses kreatif secara ajek.

Penciptaan wahana kreatif menjadi stimulan yang selalu hadir dan menggugah peserta didik untuk berkreasi. Dosen memainkan peran sebagai sponsor kreativitas, yaitu dosen melakukan kegiatan yang mendorong peserta didik terlibat melalui pemberian apresiasi (penghargaan) terhadap suatu perilaku kreatif. 

Memberikan kesempatan untuk mencapai prestasi, menfasilitasi tumbuhnya kemampuan berpikir divergent dengan memberikan kesempatan peserta didik mengomunikasikan ide mereka dan mengakui atau menghargai gagasan kreatif atau kemampuan berpikir divergent.

Dosen memberikan kesempatan leluasa kepada peserta didik untuk 'mengeksplorasi' dengan masalah, material, dan ide atau menyuntik fantasi sebagai sumber ide. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan--melakukan science fair untuk mengenalkan mesin-mesin yang akan diproduksi atau dibutuhkan, mengorganisasi kegiatan belajar dengan tema-tema masa datang dan fantasi, atau menyuruh peserta didik didik mendeskripsikan kejadian historis yang bakal terjadi.

Suasana kreatif dan penghargaan

Guna menciptakan wahana kreatif, di luar institusi kampus diperlukan pula institusi lain yang merasa berkomitmen dan bertanggung jawab membangun suasana pendidikan kreatif bagi peserta didik. 

Ajang lain yang tidak kalah penting ialah perlakuan konsisten berupa penghargaan, pengakuan, pujian, akan karya kreatif mereka. peserta didik yang secara konsisten mendapatkan pengakuan dan penghargaan yang proporsional akan hasil karyanya, utamanya yang bernilai kreatif, merasa mendapatkan tempat akan prestasinya. Itu dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan konsep diri yang positif. 

Selain itu, akan terbentuk sikap dan perilaku selalu ingin berkarya, sikap optimistis dan antusias bahwa ia bisa berprestasi dan prestasi itu diapresiasi secara terbuka. 

Dengan melihat beberapa kelemahan dari pembelajaran yang berlangsung sekarang ini, maka dengan strategi atau model pembelejaran kreatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran akan dapat menghasilkan peserta didik yang kreatif dan memiliki komptensi keilmuan yang mumpuni.

Baca juga: Sekolah Swasta Pelengkap Pendidikan Indonesia

Selain itu dengan mengimplementasikan strategi atau model pembelajaran kreatif pada pembelajaran maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna karena strategi atau model pembelajaran kreatif adalah sebuah pembelajaran yang memberdayakan seluruh aspek yang dimiliki peserta didik (afektif, psikomotorik, kognitif), dengan peserta didik pun aktif dalam pembelajaran.

Dengan diterapkannya pembelajaran kreatif maka tidak lagi menjadi pembelajaran yana membosankan, melainkan menjadi sebuah pembelajaran yang menyenangkan. Adapun strategi atau model pembelajaran kreatif yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar antara lain:

  • Everyone Is A teacher Here (setiap murid sebagai pengajar). Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berperan sebagai pengajar dari kawan-kawannya. Dengan strategi ini peserta didik yang selama ini tidak aktif akan terlibat dalam pembelajaran secara aktif.
  • Reading Aloud (strategi membaca keras). Strategi ini dapat membantu peserta didik untuk berkonsentrasi, mengajukan pertanyaan dan menggugah diskusi. Reading alound adalah sebuah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan cara dosen memberikan materi bahan kajian kepada peserta didik. Setiap peserta didik mempelajari dan menganalisa  materi bahan kajian tersebut.
  • Snow bowling (bola salju). Strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi materi bahan kajian secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah desepakati oleh peserta didik dari materi bahan kajian secara berkelompok.

#SemogaBermanfaat @MajuTerusPendidikanTinggiIndonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun