Pernahkah kamu dikunci di kamar mandi oleh temanmu? Aku pernah! Rasanya takut dan sebal sekali. Ugh! Aku tidak mau bicara dengannya selama beberapa hari. Tapi aku teringat sebuah ucapan, siapa yang baik pada kawan, akan dimuliakan.
Hmm, perkataan itu membuatku mengingat-ingat. Aku pernah memberi sebuah permen pada teman yang dulu menjahiliku dengan mainan kecoa yang terbuat dari karet. Aku juga pernah memberi sebuah mainan pada teman yang dulu mengejek keningku yang lebar. Aku senang memaafkan, aku juga senang memberi hadiah buat teman.
Memaafkan dan memberi hadiah untuk kawan termasuk perbuatan baik, kan? Mereka pun suka jika diberi sesuatu. Ah, berarti aku adalah anak yang suka memaafkan dan melakukan hal baik.
Bagaimana dengan teman yang mengunciku di kamar mandi?Â
Aku ingin memaafkan dan memberinya hadiah juga! Segera kuambil kertas. Kutuliskan, Tolong, jangan pernah mengunci siapa pun lagi di kamar mandi. Karena rasanya tidak menyenangkan.
Kutempel kertas itu di sebuah kado kecil. Kado kecilnya berupa gantungan kunci yang bergambar senyum. Kado kecil itu kumasukkan ke dalam kotak yang dibungkus pita. Keesokan harinya, kupanggil temanku itu. Awalnya dia takut menghampiriku. Lalu kudekati dan kuulurkan tangan, "Ini untukmu."
Horee! Hatiku senang ketika bisa memaafkan dan melakukan hal baik. Kulakukan ini  untuk temanku dan untuk diriku. Lebih enak berkawan kan, daripada bermusuhan? []
--
Cerita anak kali ini terinspirasi dari materi NLL. Apa itu NLL? NLL atau Neuro Logical Levels adalah tahapan berpikir logis manusia. Ada beberapa tahapan dalam NLL, yaitu:
Pengalaman --> Perilaku --> Punya Kemampuan --> Dipayungi value atau nilai --> Menentukan identitas diri --> Spiritual
Yang bikin makin hepi, ini perdana tulisanku diilustrasi oleh anak sendiri. Yeaay, alhamdulillah. Makasih, Kakak! ^^
