Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

[Koteka 6 Tahun] : Ini 6 Manfaat, Setelah Mengikuti "Piknik Virtual" Koteka

30 Juli 2021   19:14 Diperbarui: 30 Juli 2021   19:15 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sakah Satu Ikon Wisata Bulgaria (Sumber Foto: Cuplikan Layar Zoom Koteka)

Mengikuti piknik virtual itu luar biasa seru. Tidak sulit, hanya bergabung di Zoom, lalu dengarkan narasi pembicara. Nikmati video dan foto-foto yang ditayangkan. Ikuti percakapan antara pembicara dan peserta. Dengan begitu, keseruan  "Piknik Virtual" itu bisa dinikmati.

Diakui, sejak pandemi Covid-19 awal tahun 2020 hingga Juli 2021 ini, para pelaku industri wisata di seluruh dunia merasakan imbasnya. Sedih melihat data kunjungan wisatawan turun drastis.

Betapa tidak. Langkah kaki wisatawan, dibatasi.  Muncul aturan pembatasan wisatawan ke negara lain. Belum lagi, berkurangnya penerbangan ke luar negeri. Ya, semua itu untuk keselamatan manusia meski mobilitas wisatawan kurang bebas dan mematuhi protokol kesehatan.

Bukan tanpa sebab, kalau pelaku industri wisata mulai ada yang mengibarkan "bendera putih". Bersifat "menyerah" atas kondisi pandemi yang tidak menguntungkan secara ekonomis, adalah sikap wajar ketika pemerintah dan  pihak terkait tidak membantu pelaku industri wisata.

Sumber Foto: Dok. Grup WA Zooming Kotekasiana
Sumber Foto: Dok. Grup WA Zooming Kotekasiana

Seingat saya, sejak Juli 2020, saya mulai mengikuti Zooming Koteka atas ajakan Mas Ony Jamhari dan Mbak Gana Stegmann lewat grup WA.  Waktu itu, topiknya  "Bagaimana Berwisata di Era Normal?", dengan pembicara mantan Dubes RI di Hungaria (2014-2018), Ibu Dra. Wening Esthyprobo Fatandari dan Muslifa Aseani, Kompasianer dari Lombok.

Saya ikut zoom meeting, Sabtu yang lalu (24/7/2021). Topiknya, "Situasi Pandemi di Bulgaria dan Sekilas Permata Tersembunyi di Semenanjung Balkan" dengan pembicara Ismi Novia Fido Sheva, diaspora di Bulgaria.

Woderful Indonesia di Timor Barat (Dok. Grup WA Zooming Kotekasiana)
Woderful Indonesia di Timor Barat (Dok. Grup WA Zooming Kotekasiana)

Meski virtual, Koteka telah mengajak saya berkeliling dunia. Asyik. Saya mengunjungi  beberapa negara di dataran Eropa, Afrika, Asia, Amerika. Ini pengalaman yang sungguh luar biasa. Maklum saja, baru sekali saya ikut trip ke Eropa. Itu pun, tidak semua negara.

Lalu, untuk bisa "join" dalam Piknik Virtual itu, gampang sekali. Ikuti saja informasi yang dibagikan oleh admin Koteka, baik lewat grup WA Zooming Kotekasiana maupun di kolom Event Komunitas Online. Waktu meeting online, setiap Sabtu sore pukul 16.00 WIB. Tak usah kuatir, infografis yang dibuat apik,  selalu disertai topik dan bagaimana cara bergabung.

Jika tidak sempat mengikuti zooming, tidak usah kuatir. Kompasianer Sutiono Gunadi rajin membuat liputan Zooming yang lengkap dan menarik untuk dibaca. Tulisan itu bisa ditemukan di laman Kompasiana miliknya.

Sumber Foto: Cuplikan Layar Channel YouTube Koteka Kompasiana
Sumber Foto: Cuplikan Layar Channel YouTube Koteka Kompasiana

Selain itu, rekaman zooming bisa dilihat di Channel YouTube Koteka Kompasiana. Jejak digital ini bermanfaat untuk siapa saja yang berminat ikut piknik virtual tapi nggak sempat ikut di zoom. Informasi tentang liputan Zooming Kotekasiana bisa dilihat di akun Instagramnya Koteka https://www.instagram.com/kotekasiana/

Karena itu,inilah 6 nilai atau manfaat yang saya peroleh ketika menyanggupi ajakan Koteka untuk ikut dalam piknik virtual sejak Juli 2020 hingga Juli 2021.

Aktual

Pandemi Covid-19 dan imbas dari pandemi itu memang nyata. Hampir semua negara mengalami kejamnya virus Corona. Ketidakberdayaan dalam melakukan perjalanan wisata gegara Covid-19, membuat topik piknik virtual tidak bisa lepas dari pandemi. Secara online, ini aktual karena  terus upaya mengingatkan ke semua orang bahwa mengikuti protokol kesehatan itu dan menjaga pola hidup sehat itu penting. Termasuk menerapkan pada saat berwisata.

"Hampir di setiap lokasi wisata, wisatawan sudah menggunakan masker dan jaga jarak serta cuci tangan. Ini kebiasaan baru bagi wisatawan demi mencegahnya penularan Covid-19. Tapi, meski demikian, tetap saja kunjungan wisatawan berkurang" ungkap Ibu Dubes Hungaria.

Instagram Koteka (cuplikan layar)
Instagram Koteka (cuplikan layar)

Bermanfaat

Salah satu yang saya ingat adalah mempelajari bagaimana suatu negara mengelola sampah di lokasi wisata. Kadang saya heran, betapa bersihnya lokasi wisata di luar negeri. Sementara, tingkat kesadaran akan kebersihan lingkungan di lokasi wisata, di Indonesia, masih rendah. Padahal kebersihan, keselamatan dan kenyamanan wisatawan sudah harga mati.

"Warga Finlandia memiliki mindset untuk memelihara, melestarikan dan tidak memusnahkan bangunan tua.  Mereka begitu menghargai dan mengapresiasi warisan cagar budaya dari jaman dulu"  jelas Ibu Dubes LBBP RI Finlandia dan Estonia, H.E. Ratu Silvy Gayatri, saat menjadi pembicara dalam topik "Situasi Pandemi di Finlandia, Estonia dan Sekilas Helsinki" (17/7/2021)

Sumber foto: Cuplikan Layar Presentasi Gregg Zooming Koteka
Sumber foto: Cuplikan Layar Presentasi Gregg Zooming Koteka

"Yang bisa dicontoh dari Finlandia, adalah manajemen kebersihan, pemanfaatan "waste to energy", menghargai alam, memiliki "social responsibility" dalam perilaku warga di media sosial, transparansi, pendidikan dan perhatian terhadap sumber daya manusia" lanjut ibu Ratu Silvy.

Inspiratif

Berwisata tak hanya datang, tidur, ngetrip, melihat, makan minum, bayar, foto-foto lalu pulang. Tapi, berwisata itu juga belajar. Dalam proses pembelajaran itulah, saya melihat pembicara tak lupa menyajikan dan membagikan aspek humaniora berwisata yang dikunjungi.

Aspek humaniora dalam setiap tradisi dan aktivitas wisata juga kerap disinggung oleh pembicara karena bahasa, edukasi, filsafat dan sosial budaya yang ada, bisa menginspirasi bagi wisatawan.

"Di Bulgaria, ada tradisi yang mirip di Jawa. Tradisi berkurban, tradisi nyadran, tradisi saling memaafkan dengan mengelilingi api unggun. Kukeri itu tradisi tolak bala setiap 1 Februari. Baba Marta itu tradisi setiap 1 Maret dengan melepaskan burung kuntul sebagai tanda memasuki musim semi dan meninggalkan musim dingin" cerita Ismi Novia, diaspora Bulgaria, dengan semangatnya.

Mami Kartika (Dok. Zooming Koteka)
Mami Kartika (Dok. Zooming Koteka)

Mami Kartika Affandi, di Omahe Kartika, Pakem, sangat menyukai salah satu karya reliefnya. "Relief berbentuk telapak tangan berwarna emas yang di dalamnya terdapat tiga tiga tokoh idola yaitu Affandi, Gandhi dan Semar, sangat saya sukai karena tiga tokoh itu menjadi panutan dalam berkarya kreatif" ungkap Mami Kartika saat menjadi pembicara yang bertopik "Patung Kartika dan Sekilas Yogyakarta" pada Koteka Tals ke 43.

Museum Affandi di Jalan Adi Sucipto, Yogyakarta masih terbuka untuk umum meski dibatasi. Wisatawan juga bisa mengunjungi di Omahe Kartika, Jalan Kaliurang, Pakem, tempa digelarnya lukisan dan relief karya Mami Kartika.


Nokas Trailer, SGIFF 2016 yang dibuat oleh Grace Tan Johannes, jurnalis independen berbagai media dalam dan luar negeri, bersama tim yang bercerita tentang  kehidupan budaya warga Timor, bisa menjadi inspirasi yang menarik.

Menarik

Foto-foto indah bangunan tua peninggalan jaman penjajahan Swedia dan Rusia, yang ada di Finlandia dan Estonia, menarik untuk dikunjungi. Selain sekarang dipakai untuk museum, dan kantor pemerintahan, tapi masih menjadi daya tarik wisata sejarah.

Tercatat, lokasi wisata yang menarik dikunjungi di Helsinki, adalah Savonlinna, Kauppatori, Helsinki Cathedral, Ateneum, Linnanmaki dan Esplanadi.

Tak kalah menariknya wisata yang ada di Indonesia. Topik, "Wonderful Indonesia" memberi kesempatan peserta zoom untuk keliling ke destinasi wisata di Lombok, Gunung Kidul, Yogyakarta,Timor Barat, Alor, Semarang. Tentu, uniknya alam, budaya, tradisi, kerajinan dan kuliner di setiap lokasi wisata juga ditayangkan.

Menghibur

Hadiah berupa pulsa, sertifikat, souvenir atau buku travel yang diberikan bagi peserta zoom yang beruntung, menghibur di saat pandemi ini.

Sertifikat Piknik Virtual Koteka (Dokpri)
Sertifikat Piknik Virtual Koteka (Dokpri)

Tercatat pemenang mendapat berbagai macam hadiah. Baru-baru ini berupa kartu pos Finlandia, Bulgaria, Dubes RI di Honggaria. Kadang juga mendapat buku Travel dari pengarangnya sendiri. Pernah juga berupa pulsa dan lainnya.

Unik

Para Pembicara yang dipilih adalah  orang-orang berkompeten dalam bidangnya. Duta Besar dan Konjen Republik Indonesia, fotografer, ilmuwan,seniman, diaspora, traveler mancanegara yang berwisata ke Indonesia yang dihadirkan Koteka sebagai pembicara, bagi saya selain bermanfaat juga unik.

Tak heran, pembicara menyampaikan materinya dalam bahasa Inggris yang kemudian diterjemahkan oleh moderator. Ini unik, peserta bisa berkenalan dengan para Duta Besar dan Konjen Republik Indonesia di luar negeri.

Moderator Gana Stegmann (Sumber Foto: Cuplikan Layar Zooming Koteka)
Moderator Gana Stegmann (Sumber Foto: Cuplikan Layar Zooming Koteka)

Menggunakan pakaian adat saat zooming berlangsung, juga patut diacungi jempol. Mbak Gana Stegmann, tak sungkan dalam berdandan diri dengan mengenakan pakaian adat Jawa seperti saat peringatan Hari Kartini, atau pakaian adat daerah lainnya.

Akhirnya di usia 6 tahun KOTEKA, selain mengucapkan selamat merayakan saya berharap zooming koteka tetap  ada dan dipertahankan. Semoga juga, channel YouTube Koteka Kompasiana bisa disubscribe oleh banyak orang. Mungkin, ke depannya bisa berbentuk Podcast via Ome TV.

Ingin bergabung di Komunitas Koteka? Silahkan klik di sini untuk update keanggotaan Koteka - Komunitas Traveler Kompasiana,  dengan mengisi form ini: https://forms.gle/Ap91P4J2xKjsxbmg6

Salam Koteka, dibawa kemana saja, tiada gantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun