Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ini Alasan Mengapa Panas Bumi Dijadikan Mata Pelajaran Sekolah

18 Januari 2017   14:16 Diperbarui: 18 Januari 2017   14:32 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembukaan Workshop (dokpri)

Kalau materi panas bumi menjadi mapel lintas minat maka materi itu bisa diintegrasikan dengan pelajaran yang berbasis keilmuan dan pariwisata seperti kebumian, geografi, fisika, ekonomi, bahasa Inggris. “Yah, akan banyak guru yang terlibat. Itu resikonya. Lagi pula jiwa dan semangat lintas minat menurut peraturan, mendorong sekolah untuk melakukan sister school dengan pihak perguruan tinggi agar nantinya mapel panas bumi berkesinambungan dengan kuliah” imbuh Agnito.

Banner workshop (dokpri)
Banner workshop (dokpri)
Yang ketiga, salah satu materi panas bumi mendorong siswa untuk melalukan pengamanatan langsung di lapangan terhadap keunggulan dan pemanfaatan energi panas bumi. Sebagai contoh, manifestasi panas bumi  berupa tanah hangat, permukaan tanah beruap, mata air panas atau hangat, telaga air panas, fumarol, kubangan lumpur panas, silika sinter atau batuan yang terlah mengalami alterasi.

Itu semua harus dipelajari dengan cara melihat, mengamati dan meneliti secara langsung di lokasi panas bumi.

Yang keempat, lokasi di daerah panas bumi berpotensi untuk digunakan sebagai Taman Pendidikan Panas Bumi (Edupark) yang terintegrasi dengan wisata alam. Tangkuban Perahu, Air panas Cipanas Garut, Danau Linow, Bukit Kasih, dan masih banyak lagi, berada di daerah panas bumi. Pemprov Sulut bekerjasama dengan UGM telah dua kali menyelenggarakan festival panas Bumi di Danau Linow, Lahendong, Tomohon.

“Indonesia memiliki potensi geothermal yang melimpah. Nyatanya pemanfaatan panas bumi belum maksimal. Karena itu kita (sebagai pendidik atau guru) terpanggil untuk mengedukasi generasi muda agar mereka kelak bisa mengelola kekayaan alam itu bagi kemajuan bangsa dan negara ini” kata Dr. Himawan T. Bayu menutup workshop dengan harapan materi panas bumi bisa secara resmi dimaksukkan dalam kurikulum sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun