Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Mata Pelajaran di Sekolah Saat Ini Terlalu Banyak dan Cenderung Tidak Terpakai dalam Dunia Kerja?

2 April 2024   13:00 Diperbarui: 2 April 2024   13:03 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/wkBj6mDk-tidak-ada-)

Fenomena keluhan terhadap jumlah mata pelajaran yang terlalu banyak di kalangan peserta didik menjadi salah satu isu utama dalam dunia pendidikan saat ini. Peserta didik sering kali merasa tertekan dan overburdened oleh beban pelajaran yang harus mereka tangani setiap hari. Dalam upaya untuk memenuhi standar akademik dan kurikulum yang ditetapkan, sekolah sering kali memperkenalkan berbagai mata pelajaran, terkadang dengan jumlah yang sangat besar, tanpa mempertimbangkan kapasitas dan kebutuhan siswa secara individu.

Dampak dari beban pelajaran yang berlebihan ini dapat sangat merugikan bagi peserta didik. Mereka mungkin mengalami stres, kelelahan, dan kehilangan minat dalam belajar akibat tekanan yang terus-menerus. Selain itu, peningkatan jumlah mata pelajaran juga dapat mengurangi waktu luang mereka untuk beraktivitas ekstrakurikuler, bersosialisasi, dan istirahat yang penting untuk kesejahteraan fisik dan mental mereka.

Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas pendidikan dalam mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan di luar sekolah. Fokus yang terlalu besar pada penguasaan mata pelajaran tertentu mungkin mengabaikan pengembangan keterampilan yang lebih penting, seperti keterampilan interpersonal, kreativitas, dan kepemimpinan.

Oleh karena itu, penting bagi para pendidik dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan ulang struktur kurikulum dan memastikan bahwa jumlah dan jenis mata pelajaran yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Mereka perlu memprioritaskan kualitas pembelajaran daripada kuantitas, serta memberikan dukungan dan fleksibilitas kepada siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka secara lebih menyeluruh. Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat merasa lebih termotivasi, bersemangat, dan berhasil dalam proses pembelajaran mereka.

Walau terkesan keluhan dan jika tidak relevan dibandingkan dengan keadaan pendidikan di masa lalu, tentu hal tersebut sangat wajar dikeluhkan peserta didik di era sekarang. Alasan yang mendasar yakni keadaan zaman dan konteks pendidikan yang tak lagi berpaku pada buku teks serta hanya beban akademik melainkan mengacu pada minat serta bakat dari peserta didik itu sendiri. Setidaknya ada alasan yang mendukung mengapa keluhan peserta didik terkait keluhan tentang mata pelajaran yang jumlahnya terlalu banyak. Berikut di antaranya:

1) Beban Belajar yang Berlebihan: Peserta didik seringkali merasa terbebani oleh jumlah mata pelajaran yang harus mereka pelajari setiap hari. Tebalnya kurikulum dan standar akademik yang harus dipenuhi membuat mereka merasa sulit untuk menyeimbangkan antara tugas-tugas sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan waktu istirahat.

2) Kurangnya Waktu untuk Memahami Materi: Dengan terlalu banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari, peserta didik mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk benar-benar memahami dan menguasai setiap materi. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya pemahaman yang mendalam dan hanya mengutamakan penguasaan atas permukaan materi saja.

3) Tekanan untuk Berprestasi: Di beberapa lingkungan pendidikan yang kompetitif, terlalu banyaknya mata pelajaran sering kali menjadi faktor penambah tekanan bagi peserta didik. Mereka merasa perlu untuk berhasil dalam semua mata pelajaran tersebut, yang dapat menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi.

4) Keterbatasan Sumber Daya: Sekolah mungkin terbatas dalam sumber daya, baik tenaga pengajar maupun fasilitas, untuk mendukung jumlah mata pelajaran yang banyak. Hal ini dapat mengakibatkan kualitas pembelajaran yang menurun dan kesulitan bagi peserta didik dalam mendapatkan bantuan atau dukungan tambahan jika diperlukan.

5) Kurangnya Relevansi dengan Minat dan Bakat: Beberapa peserta didik mungkin merasa bahwa beberapa mata pelajaran yang diajarkan tidak relevan dengan minat atau bakat mereka. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya motivasi dan minat dalam belajar, serta mengurangi rasa keterlibatan dalam proses pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun