Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pasir Timbul Pulau Nain, Pesona Bahari di Sulut

18 Oktober 2015   20:04 Diperbarui: 22 Oktober 2015   17:32 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Di hari libur banyak yang bapontar ke Pasir Timbul (dokpri)"]

[/caption]

 

[caption caption="Maintream Pasir Timbul (dokpri)"]

[/caption]

Sejauh mata memandang, pasir timbul ini memang fenomenal. Hanya pada saat laut surut dan pada musim bulan terang, pulau pasir putih itu baru muncul atau timbul. Begitu cerita David. Jadi tidak setiap saat Pasir Timbul bisa dikunjungi.

"Mario coba kau hitung orang yang datang ke sini" kata saya kepada Mario salah satu teman saya. "Kalau ramai begini, bole sekitar lima ratusan" ujar Mario sambil bermain pasir putih dan sesekali menyiramkan air laut ke arah temannya.

Selain bermain di atas pasir putih, sebagian besar berfoto bersama. Bahkan ada yang sempat bakar ikan di atas pasir timbul. "Mo buka restoran ya om?" tanya Mario bersendagurau. Yang ditanya cuma tersenyum sambil melanjutkan bakar ikan laut.

[caption caption="Foto Bersama Manadonesia (trilokon)"]

[/caption]

Foto bersama tak kami lupakan. Selain menikmati alam di sekitar pasir timbul kami juga berlari kejar-kejaran sambil sesekali perang dengan air laut hingga membasahi pakaian. Crew David memasang dua payung pantai dan mendirikan tenda di atas punggung Pasir Timbul. Katanya itu dipasang untuk menmbah suasana eksotik dan bisa untuk property buat mereka yang ingin foto-foto.

Hampir satu jam kami berada di Pasir Timbul dengan aneka ragam kegiatan namun yang paling banyak berfoto ria. Jauhnya perjalanan dan 2 jam berada di atas kapal (Kalau ke Bunaken hanya sekitar 45 menit) terbayar sudah oleh pesonanya Pasir Timbul dan kesempatan berfoto.

[caption caption="Paang Tenda di atas Pasir Timbul (dokpri)"]

[/caption]

Kami pun dikode oleh David untuk kembali ke kapal. Sama dengan saat tiba, kami pun harus berjalan melewati terumbu karang baru kemudian naik perahu kecil untuk di antar ke kapal. Kata David perahu kecil itu milik warga setempat (suku Bajo) yang ikut kebagian rejeki dari datangnya para wisatawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun