Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cinta Setelah Tiga Anak: Bukan Tentang Romantisme, Tapi Ketahanan

4 Oktober 2025   21:08 Diperbarui: 4 Oktober 2025   21:08 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quality time bersama pasangan. Dok. Pribadi/Julianda Boang Manalu 

Dalam diam itu, ada rasa tenang yang tak bisa dijelaskan --- rasa bahwa kami sudah melewati banyak hal, dan masih berdiri bersama.

Kini, setiap kali kami duduk berdua di teras rumah, saya selalu merasa itu momen yang sakral. Angin malam, suara jangkrik, dan aroma kopi membuat percakapan kami terasa lebih jujur. 

Tidak lagi tentang masa depan yang ingin diraih, tapi tentang rasa syukur atas masa kini yang masih bisa dijalani bersama.

Ketahanan: Cinta Sebagai Daya, Bukan Sekadar Rasa

Setelah tiga anak, kami belajar bahwa cinta bukan lagi soal romantisme, tapi tentang ketahanan. Ketahanan untuk tetap memilih satu sama lain, bahkan ketika semua terasa berat. 

Cinta yang matang bukan lagi tentang rasa berdebar, tapi tentang keyakinan bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi hari-hari sulit.

Ketahanan dalam cinta, menurut saya, tumbuh dari kebiasaan untuk tetap hadir meski tidak sempurna. Saya dan istri bukan pasangan yang selalu harmonis. Kami juga pernah berselisih, marah, dan saling diam. 

Tapi setelah melewati masa-masa itu, kami belajar untuk tidak menyerah pada emosi sesaat. Ada kesadaran bahwa pernikahan bukan perlombaan siapa yang paling benar, melainkan perjalanan panjang untuk saling memahami.

Saya teringat kutipan dari seorang penulis Jepang, Haruki Murakami, yang berkata: "When you come out of the storm, you won't be the same person who walked in. That's what the storm is all about." 

Kalimat itu menggambarkan pernikahan dengan tepat. Setiap badai membuat kami berubah, tapi perubahan itu justru memperdalam cinta. Kami belajar menerima kelemahan satu sama lain, karena kami tahu tidak ada cinta yang tahan lama tanpa penerimaan.

Ketahanan cinta juga berarti memberi ruang. Ada waktu ketika kami butuh sendiri --- bukan karena ingin menjauh, tapi karena ingin menguatkan diri agar bisa kembali dengan hati yang lebih tenang. 

Saya belajar bahwa mencintai seseorang tidak selalu berarti terus bersama setiap waktu, tapi juga memberi kesempatan untuk bertumbuh secara pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun