Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Retret Membaca dan Mimpi Pariwisata Sastra Indonesia

24 September 2025   07:01 Diperbarui: 23 September 2025   21:39 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi buku. Retret Membaca Buku Jadi Tren, Potensi Pariwisata Baru. (Foto: canva.com via KOMPAS.com)

Pernahkah Anda membayangkan sebuah liburan di mana aktivitas utama bukan sekadar berfoto di pantai atau menikmati kuliner, melainkan membaca buku di tempat yang menjadi latar ceritanya? 

Bayangkan Anda duduk di sebuah kafe kecil di Belitung sambil membuka novel Laskar Pelangi, lalu menengadah ke arah sekolah replika yang pernah muncul di layar filmnya. Pada saat itu, buku bukan hanya cerita di atas kertas, tetapi juga pengalaman yang hidup di depan mata.

Tren inilah yang kini sedang berkembang pesat di Inggris dengan nama reading retreat atau retret membaca. Alih-alih sekadar bepergian, wisatawan di sana memilih menghabiskan waktu dengan membaca buku di lokasi yang berkaitan erat dengan kisah yang mereka baca. 

Kombinasi ini menciptakan sensasi unik: sebagian perjalanan, sebagian klub buku, dan sebagian lagi pengalaman budaya yang mendalam.

Fenomena ini tentu membuat kita bertanya: mungkinkah retret membaca suatu hari nanti menjadi bagian dari pariwisata Indonesia? Negara yang kaya akan karya sastra dan keindahan alam tentu punya potensi besar untuk mengembangkan konsep serupa.

Fenomena Retret Membaca di Dunia

Retret membaca di Inggris mulai populer sejak digagas oleh Paul Wright melalui komunitas Books in Places pada 2023. Awalnya, Wright hanya ingin berkumpul dengan teman-teman klub bukunya untuk membaca sambil bersantai. 

Namun ide sederhana itu kemudian berkembang menjadi perjalanan akhir pekan di Inggris, bahkan retret panjang ke luar negeri seperti Italia, Mesir, Portugal, hingga Kreta.

Kunci dari retret membaca adalah lokasi. Wright berpendapat bahwa sebuah cerita dalam buku akan terasa lebih nyata ketika pembaca berada langsung di tempat yang menjadi latarnya. 

Misalnya, adegan yang tadinya hanya kata-kata di atas kertas tiba-tiba menjadi hidup ketika pembaca berjalan di gang yang sama, mencicipi makanan yang sama, atau merasakan cahaya yang sama seperti para tokoh dalam novel. 

BBC mencatat, salah satu peserta, Lyn Margerison, merasakan hal itu ketika ia membaca novel favoritnya sambil berlibur di Florence, Italia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun