Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sirine Sebagai Simbol Kekuasaan

22 September 2025   12:44 Diperbarui: 22 September 2025   12:44 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepolisian melakukan razia penyalahgunaan lampu isyarat seperti rotator, strobo dan sirine (Twitter/TMCPoldaMetro via KOMPAS.com)

Sirine pada awalnya adalah simbol urgensi dan penyelamatan. Namun di tangan yang salah, ia berubah menjadi simbol kekuasaan yang menegaskan perbedaan status di ruang publik. Suaranya yang keras memang bisa membelah jalan, tetapi juga bisa membelah rasa keadilan masyarakat.

Kini saatnya kita mengembalikan makna sirine ke tempat semula: sebagai tanda darurat yang dihormati bersama, bukan sebagai alat privilege. Karena jika sirine terus dipakai sembarangan, maka ia tidak hanya mengganggu lalu lintas, tetapi juga merusak solidaritas sosial kita.

Mungkin pertanyaannya sederhana: apakah kita ingin hidup di jalan raya yang setara, atau di jalan raya yang penuh dengan bunyi kuasa? Jawabannya akan menentukan masa depan makna sirine di negeri ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun