Kalau bisa, ciptakan konten video singkat bertema "kisah di balik produk", misalnya "video slow motion menuang cokelat leleh ke loyang", lengkap dengan musik lembut dan teks ringkas yang memancing senyum.Â
Meskipun editing dilakukan di aplikasi gratisan, pengemasan konten ini akan menjaga aura kelas dan membangun persepsi bahwa dari nilai estetika saja, bisnis rumahan kamu sudah layak dianggap premium.
Terakhir, jangan lupa bangun jaringan personal.Â
Kamu bisa mengikuti grup UMKM online di Facebook, Instagram, atau WhatsApp.Â
Tapi bedanya, kamu tampil beda, saat join WhatsApp grup, kamu memperkenalkan diri secara profesional, mengenalkan bisnismu singkat dengan narasi yang penuh rasa, bukan sekadar "hai semua, aku jualan".Â
Misalnya, "Selamat siang rekan UMKM, saya Dina dari 'Miel & Me', membuat roti madu ala rumahan dengan resep turun temurun. Saya berharap bisa berbagi ide dan belajar bersama tim rekan semua."Â
Ini cara yang menunjukkan bahwa kamu serius dan percaya diri dengan merek personal ala "kelas sultan", membuatmu segera dikenal sebagai pelaku UMKM berkualitas, bukan sekadar satu nama anonim dalam keramaian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI