Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Biar Bisnis Kecil, Tapi Branding Diri Harus Kelas Sultan!

25 Juni 2025   21:53 Diperbarui: 25 Juni 2025   21:53 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biar Bisnis Kecil, Tapi Branding Diri Harus Kelas Sultan!

Oleh: Julianda Boang Manalu

Mempunyai bisnis rumahan yang sederhana bukan berarti kamu harus tampil biasa-biasa saja. 

Di tengah gedung-gedung megah dan brand papan atas, kamu bisa memberikan kesan "kelas sultan" hanya lewat personal branding yang solid. 

Bayangkan, misalnya, dua pengusaha kecil menjual kue kering. Satu menampilkan diri sebagai ibu rumah tangga dengan meja dapur penuh tepung, sengaja memperlihatkan kemasan sederhana dan cerita lekat dengan rumah. 

Sementara yang satu lagi memakai lapangan rapi, bungkus profesional, dan mem-branding dirinya sebagai 'the premium home chef', lengkap dengan logo minimalis, gawai smartphone mahal sebagai alat dokumentasi, serta gaya bahasa yang terstruktur dan elegan di setiap unggahan. 

Walaupun sama-sama usaha kecil, citra keduanya berbeda jauh. Dari bentuk, masyarakat akan cenderung menilai bisnis yang tampil rapi sebagai lebih profesional dan premium. 

Inilah perbedaan antara usaha rumahan biasa dan usaha rumahan yang brand-nya terasa premium---dan itu semua bermula dari personal branding.

Saat Personal Branding Menjadi "Citra Sultan"

Apa sebenarnya bedanya branding biasa dan branding ala "kelas sultan"? 

Branding "kelas sultan" terasa mahal tanpa harus menguras kantong. Branding ini menampilkan nilai estetika, pelayanan, dan narasi yang membuat pelanggan merasa istimewa---walaupun produk yang kamu jual simpel, seperti brownies cokelat atau mi ayam instan reborn. 

Hal ini bisa dimulai dengan hal-hal kecil, seperti penggunaan foto berkualitas, pilihan warna feed media sosial yang seragam, kalimat deskriptif yang menggugah selera dan emosi pembaca, bahkan cara menyapa pelanggan melalui DM yang sopan, penuh nama sapaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun