Mohon tunggu...
Amin Maulani
Amin Maulani Mohon Tunggu... Stor Manager -

newbie aminmaula.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen I Kisah Beda, Bintaro

12 Agustus 2017   06:35 Diperbarui: 12 Agustus 2017   06:58 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com

Dik Siti Istiqomah tersayang, maafkan mas sudah membuatmu bimbang. Mas tahu bagaimana perasaanmu saat ini, duri-duri kehidupan tertancap dihatimu sekian lama, nanah pun mengendap. Mas juga tahu, kau sedang menungguku menghadap.

Dik Siti sayang, mas paham  bagaimana kepercayaan kepada tuhan adalah hal yang tak mungkin ditentang, namun benarkah cinta ini terlarang?

Dik Siti, datanglah! Pintu keluarga mas terbuka untukmu. Mas tak bisa menjanjikan kebahagiaanmu, namun satu hal yang perlu kamu tahu, keluargaku mau menerimamu.

Nb. Datanglah pada alamat pengirim surat, salam rindu.

(***)

Hari masih pagi, pukul 07.30 WIB, saat tragedi Bintaro terjadi. Bocah berseragam Sekolah Dasar yang sejak tadi berlari, kini berhenti.

Masih saat anak itu baru saja berhenti, mengatur nafas yang tarik ulur tanpa henti, bocah itu baru menyadari, kerikil-kerikil tajam menggoresi kaki. Namun kau tahu? Sesuatu yang besar telah terjadi! Ia pun ingin berlari, membawa rasa sesal yang mengusik tiada henti.

12 Agustus 2017

Ditulis untuk memenuhi program kemandirian menulis "one day one article".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun