"Siap...!!!"
Pak RT mengetok meja, mengajak bubar. Orang-orang menyalami Sunur. Keluar sembari memegangi pinggang yang sudah terasa pegal-pegal. Pulang.
(***)
Pagi yang di nanti-nanti pun datang kembali. Sunur yang semalaman tak bisa memejamkan mata kini merasa badanya tidak bisa digerakkan. Dengan memegangi dinding rumahnya dia berjalan hendak mencuci muka. Marsinah yang sedang sibuk di dapur merasa maklum jika kini Sunur bangun kesiangan. Ia hanya menoleh selintas saat sunur terhuyun menuju kamar mandi belakang, melanjutkan menggoreng. Menciptakan aroma khas ikan asin yang memenuhi ruangan dapur, membuat kucing kesayangan Sunur mengeong gelisah di kaki Marsinah.
"Nur...!!! Nur...!!!" Teriak Joko yang tiba-tiba nyelonong ke dapur. Tangannya meraih potongan tempe goreng yang masih panas. Melahapnya. "Ah...panas."
"Yang lain sudah datang?" Tanya Sunur. Tanganya sibuk menaikkaan resleting celana sambil beringsut keluar dari kamar mandi.
"Anu, gak jadi. Ada yang lebih gawat."
"Lho apa?"
"Motor Pak RT semalem dimaling orang."
(***)
Sunur menghela nafas panjang. Kini rencana tinggallah rencana. Mufakat  urun rembuk seolah tak pernah terjadi semalam. Tak mungkin pencarian cetakannya di agendakan, lebih-lebih sunur harus melupakan untuk sejenak lalu pergi ke rumah Pak RT.