Mohon tunggu...
liza zahara
liza zahara Mohon Tunggu... Suka Nulis

Suka nulis dan jajan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semua Gara-Gara Siomay!

10 April 2025   10:00 Diperbarui: 10 April 2025   10:06 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Siomay Bandung (Sumber: Pixabay/Ika Rahma)

Bagai disambar petir Mila mendengar ucapakan Kalangga yang seperti itu.

“Kalangga, yang benar aja?” Pria di hadapannya itu sedikit terusik setelah namanya disebut sang kekasih. Mila sangat jarang menyebut namanya kecuali saat ia sedang marah.

“Kamu marah, sayang?” Kalangga tidak menjawab justru ia bertanya balik.

Mila menengadah memastikan air matinya tidak jatuh sambil tersenyum pahit. “Kita mau nikah loh, Kalangga. Really? Dua tahun nggak bikin kamu hafal kebiasaanku?”

Kalangga memasang raut wajah bingung mencari-cari letak salahnya. “Kamu kenapa sih, sayang. Kenapa ngomongnya gitu?” Mila mengibaskan tangan, ia begitu muak mendengar setiap kata dari Kalangga yang hanya membuatnya sakit.

Saat itu juga Mila meninggalkan Kalangga di tengah keramaian karena ia tidak ingin bertengkar di muka umum. Ia masih memiliki harga diri dan sopan santun jadi ia memilih untuk pergi pulang dengan taksi yang kebetulan sedang berhenti di samping trotoar.

Mila akhirnya menangis selama perjalanan pulang, melepas kekecewaan hatinya yang sudah ditahan-tahan sejak tadi. Ia tidak menyangka Kalangga melupakan itu semua padahal usia hubungan mereka tidak lagi muda. Perlakuan Kalangga yang memakan kentang rebus di Siomay kesukaan Mila, melupakan hal-hal yang disukai dan menjadi kebiasaannya, dan Kalangga menganggap semuanya sepele membuat sakitnya makin menjadi-jadi. Dan ini bukan yang pertama kali.  

“Kamu marah karena aku makan ketang rebus kamu? Mila yang benar aja. Itu cuma kentang rebus. Kamu bisa beli lagi! Astaga. Kalau kamu bilang aku bisa ganti. Kamu nggak 'kan suka kentang rebus, sayang." Begitu isi pesan yang dikirim Kalangga barusan.

‘kamu salah, Kalangga.’ Jawab Mila dalam hati.

Maka saat itu juga dalam keadaan hati yang hancur, penglihatan yang buram karena air mata yang menumpuk, dan tangan bergetar hebat, Mila memutuskan hubungannya dengan Kalangga. Membatalkan secara pihak rencana pernikahannya saat itu juga. Ia tidak bisa membayangkan akan hidup dengan Kalangga, seseorang yang akan menjadi teman hidupnya justru menyepelakan sesuatu yang sebenarnya begitu berharga bagi dirinya. Ia tidak akan bisa menerima laki-laki yang tidak peduli dan melupakan hal-hal kecil yang justru membuatnya bahagia.

Ia rela kehilangan uang yang sudah dihabiskannya untuk acara pernikahan atau dianggap egois oleh orang lain. Ia hanya tidak ingin pernikahannya tidak bahagia seperti ibu dan ayahnya yang memilih berpisah dan ia yang menjadi korban. Sebesar apapun Mila mencintai Kalangga ia tidak boleh meninggalkan kewarasannya untuk merelakan hidupnya habis bersama laki-laki yang tidak bisa menghargai dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun