Mohon tunggu...
Liza Amaliyah Azis
Liza Amaliyah Azis Mohon Tunggu... Mahasiswa

Halo semuanya! Selamat datang! Saya Liza Amaliyah Azis. Kalian bisa memanggil saya Liza atau Icaa. Saya adalah seorang penulis amatir yang memiliki ketertarikan besar pada dunia literasi, musik, dan tentunya, berbagi cerita. Saya sangat senang menulis, membaca, dan mendengarkan musik. Bagi saya, ketiga hal tersebut adalah cara untuk melarikan diri dari rutinitas sehari-hari dan menemukan inspirasi baru. Selain itu, saya juga seorang pengagum act of affirmation atau tindakan penegasan. Saya percaya bahwa kata-kata dan tindakan positif dapat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, saya berharap blog ini dapat menjadi tempat di mana kita bisa saling berbagi inspirasi, dukungan, dan tentunya, hal-hal positif. Di blog ini, saya akan menulis tentang berbagai hal yang menarik minat saya, mulai dari ulasan buku dan film, cerita-cerita inspiratif, hingga pemikiran-pemikiran pribadi. Saya juga akan senang jika kalian ikut berbagi cerita dan pengalaman kalian di kolom komentar. Saya harap kalian menikmati konten-konten yang akan saya bagikan di blog ini. Jangan ragu untuk memberikan saran dan kritik yang membangun agar saya bisa terus belajar dan berkembang. Terima kasih sudah mampir! Salam hangat, Icaa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan Tegar dalam Rintik Takdir

8 Maret 2025   11:35 Diperbarui: 8 Maret 2025   10:33 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lahir dari senandung angin yang lirih,  

tumbuh di pangkuan pagi yang gigih.  

Dibentuk oleh gelombang, diasah oleh badai,  

perempuan ini tak mudah goyah dan layu tergerai.  

Langkahnya bukan hanya jejak semata,  

tetapi guratan tekad yang menyala di dada.  

Dalam luka, ia temukan makna,  

dalam jatuh, ia bangkit bersetia.  

Teguh, tak sekadar tegak berdiri,  

tangguh, tak sekadar menepis perih.  

Ia merajut harapan dengan benang percaya,  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun