Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

101 Tips Menggarap Cerita Pendek

20 Mei 2020   09:09 Diperbarui: 20 Mei 2020   16:42 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Fathromi Ramdlon dari Pixabay

Dulu saya seringkali kebingungan ketika menentukan nama untuk tokoh utama cerpen. Mencari inspirasi melalui website-website “arti nama” memang cukup membantu, namun tetap saja banyak waktu yang terbuang.

Jika Kompasianer mengalami kendala yang sama dengan saya, maka ada beberapa jalan keluar yang bisa Kompasianer coba. Saya membagi poin-poin saran ini menjadi dua kategori skenario.

Skenario 1: Jika Kompasianer tidak terlalu memiliki kriteria untuk nama tokoh (namun tentunya ingin cerpen Kompasianer tetap menarik), maka berikut ini adalah saran-saran saya:

- Gunakan Kata Ganti dan Sebutan sebagai Subtituen Nama

Gunakan “aku”/ “saya”, “kamu”, “dia”, “Si Perempuan” dan seterusnya. Dengan kata lain, jangan gunakan nama sama sekali. Menurut saya pribadi, solusi pertama ini sangat mudah dilakukan, namun dampaknya luar biasa. Cerpen terasa lebih deep dan unik.

Buku kumpulan cerpen Rectoverso (karya Dewi Lestari) adalah salah satu karya tulis yang sama sekali tidak ada nama tokohnya.

Sebagai gantinya, penulis menggunakan kata ganti orang pertama, kedua, ketiga, dan sebutan-sebutan lain (misalnya: “Abang” dan “Bunda” dalam cerpen Malaikat Juga Tahu) sebagai identitas para tokoh.

- Gunakan Satu Nama yang Sama Setiap Menulis Cerpen

Jika Kompasianer pernah membuat cerpen sebelumnya, tidak ada salahnya untuk menggunakan nama tokoh dari cerpen tersebut untuk cerpen yang sedang Kompasianer garap. Tidak ada salahnya menggunakan satu nama yang sama secara berulang-ulang ketika menulis cerpen yang berbeda. 

Jangan khawatir, pemberian nama yang sama kepada tokoh-tokoh dalam cerpen-cerpen berbeda sama sekali tidak memberikan kesan monoton, justru menunjang ciri khas si penulis.

Bahkan, jika digarap dengan baik, penggunaan nama tokoh yang berulang-ulang dapat menjadi bagian dari konsep kuat dunia rekaan penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun