Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Film-film Plot "Twist" ini Hanya Berlatar di Satu Lokasi!

28 Mei 2018   10:00 Diperbarui: 30 Mei 2018   12:12 7637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai Kompasianer!

Kali ini, saya akan me-review beberapa film yang sangat menarik. Film-film ini bukan hanya memiliki alur yang sulit ditebak dengan akhir yang mengejutkan (plot twist), melainkan juga hanya berlatar di satu tempat!

Meski hanya berlatar satu tempat, namun film-film ini sama sekali tidak membosankan, justru sebaliknya mampu membuat penonton takjub karena ada begitu banyak konflik, emosi, dan kisah yang tersaji hanya dalam satu ruangan. Pastinya, seperti review-review sebelumnya, film-film berikut ini mayoritas bergenre thiller, memiliki kekuatan di plot dan sangat recommended untuk ditonton.

Di sini saya akan memaparkan garis besar alur film (tentunya tanpa spoiler), memberikan opini pribadi saya, dan menyertakan trailer-trailer filmnya, sehingga dapat langsung Kompasianer tonton.

Selamat membaca!

1. Exam (2009)

imdb.com
imdb.com

Plot

Film ini mengisahkan delapan orang dewasa (Jimi Mistry, Luke Mably, Gemma Chan, Chuk Iwuji, John Lloyd Fillingham, Pollyanna McIntosh, Adar Beck, Nathalie Cox) yang berada di sebuah ruangan kelabu untuk mengikuti tahapan akhir dari seleksi untuk mendapatkan suatu pekerjaan.

Mereka semua masing-masing duduk di kursi yang sudah disediakan. Di meja mereka masing-masing, terdapat selembar kertas A4 dengan tulisan "Candidate 1" hingga "Candidate 8". Seorang pengawas seleksi (Colin Salmon) masuk dan menjelaskan kepada mereka mengenai peraturan-peraturan yang harus mereka taati selama mengikuti seleksi. 

Mereka dilarang untuk berbicara kepada pengawas dan penjaga ruangan (Chris Carey), dilarang untuk merusak lembar seleksi, dan dilarang keluar ruangan dengan alasan apa pun.

Ketika sang pengawas keluar (dan ruangan hanya dijaga oleh seorang penjaga seleksi), para kandidat mulai membalikkan lembar seleksi mereka untuk melihat pertanyaan apa yang tertera di balik kertas tersebut. Namun mereka terkejut, karena ternyata lembar seleksi mereka kosong. Seorang perempuan peserta seleksi mencoba menulis di lembar kosong itu, menjelaskan bahwa ia berhak untuk mendapatkan pekerjaan tersebut, namun tak lama kemudian, sang penjaga seleksi menghampirinya dan memaksanya keluar ruangan.

Tujuh kandidat yang tersisa melakukan segala cara untuk mencari pertanyaan yang perlu mereka jawab dari seleksi ini. Upaya-upaya yang mereka lakukan sangat beragam, mulai dari merusak seluruh lampu di ruangan untuk mendapatkan penerangan dari lampu darurat yang mereka percaya dapat mendeteksi pertanyaan tersembunyi di kertas-kertas kosong tersebut, hingga memaksa kandidat lain untuk merusak kertasnya sendiri agar didiskualifikasi dari seleksi.


Opini

Menurut saya film yang disutradarai oleh Stuart Hazeldine ini sama sekali tidak membosankan dari awal hingga akhir. Jika kebanyakan film-film plot twist memiliki satu tokoh sentral yang cerdas, maka dalam film ini ada delapan tokoh cerdas sekaligus. Setiap topik dialog yang diucapkan para tokoh sangat menarik. Ada banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan dari dialog-dialog antar tokoh.

Setiap tokoh seakan mewakili karakter-karakter umum yang ada di masyarakat, ada tokoh yang banyak bicara, yang terlalu gegabah, yang baik hati, yang menyimpan misteri dan lain-lain. Bukan hanya itu, semua tokoh juga merepresentasikan keberagaman yang ada di dunia karena terdiri dari tokoh berkulit putih, berkulit hitam, berkulit cokelat, berambut pirang, bermata sipit, dan berambut gelap.

Sepanjang film, penonton juga seolah diajak untuk ikut berunding bagaimana sebenarnya cara menemukan pertanyaan seleksi tersebut. Meskipun ada banyak perdebatan yang terjadi dalam film ini, namun di akhir film, ketika saya melihat ke belakang, sebenarnya film ini cukup manis. Ada nilai-nilai moral yang dapat diambil dari film yang berhasil mendapatkan penghargaan Independent Feature Award di Santa Barbara Film Fest dan memenangkan Bronze Hitchcock di Dinard British Film Festival ini. 

Meski menurut imdb.com film ini bergenre mystery thriller, namun menurut saya film ini tidak sebegitu thriller karena adegan kekerasan dalam film ini begitu minim dan tidak mengerikan. Sehingga film ini sangat cocok ditonton oleh Kompasianer yang kurang suka film yang mengerikan tetapi tetap ingin menonton film yang beralur kuat dan misterius.

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul di otak saya sepanjang menonton film ini, terjawab ketika film mendekati akhir. Film ini diakhiri dengan pelintiran alur yang sangat apik dan mulus. Meski hanya berlatar di satu ruangan saja, namun plot film ini setara kuatnya dengan film-film plot twist yang latarnya lebih kompleks seperti Sound of My Voice (2012) dan Parallels (2015) yang review-nya dapat Kompasianer baca di sini.

2. Infinity Chamber (2016)

imdb.com
imdb.com

Plot

Film ini menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Frank (Christopher Soren Kelly) yang tiba-tiba terbangun di sebuah ruangan asing. Di sana tidak ada siapa pun kecuali dirinya sendiri dan sebuah cctv dengan suara dari speaker yang menyebut dirinya sebagai LSO atau Howard.

Frank menanyakan kepada Howard mengenai alasan keberadaannya di tempat asing itu, namun Howard tidak tahu. Menurut Howard, ia hanya bertugas untuk menjaga Frank agar tetap hidup di dalam sana. Kemudian, Frank mulai melakukan aktivitasnya di dalam ruangan tersebut tanpa mengerti apa yang sebenarnya terjadi, sambil terus berdialog dengan Howard.

Di dalam ruangan tersebut rupanya ada sebuah alat yang membuat Frank dapat "mengulangi masa lalunya" tanpa benar-benar pergi ke masa lalu. Pengalaman masa lalu yang dialami Frank lagi dan terus menerus karena alat itu, sesungguhnya hanya ada di alam bawah sadar Frank namun terasa sangat nyata. Melalui kepingan-kepingan pengalaman masa lalu itu lah Frank mencari tahu apa yang sedang terjadi dan mencari jalan keluar dari ruangan itu.


Opini

Ketika menonton film ini, saya ikut merasakan kegelisahan yang Frank rasakan. Berbeda dengan film Exam yang sebenarnya cukup manis seperti yang telah saya bahas di poin pertama, film kedua ini memang bukan film horror, tetapi alurnya mampu memberikan perasaan resah dan disturbed. Hal ini dikarenakan seiring dengan berjalannya alur, penonton digiring untuk turut menebak apakah serangkaian kejadian yang dialami Frank benar-benar dialaminya dalam dunia nyata atau hanya imajinasi yang terlalu nyata. 

Selain itu, percakapan antara Frank dan Howard juga terkadang cukup menarik untuk disimak. Biar begitu, tidak bisa dipungkiri, film bergenre sci-fi thriller ini kurang cocok jika ditonton dalam keadaan lelah dan sedih karena film ini bukan film yang alurnya membangkitkan semangat, selain itu film ini juga membutuhkan pemikiran berupa interpretasi dari masing-masing penonton.

Ending film yang disutradarai oleh Travis Milloy ini sungguh tak terduga. Hingga kini, saya masih belum bisa memastikan satu interpretasi yang pasti dari ending film ini. Setidaknya ada dua kemungkinan interpretasi dari ending film ini. Film ini bisa dibilang film paling unik dalam review kali ini, sangat cerdas, serta tentunya memiliki plot yang sangat tidak biasa.

3. Flight Plan (2005)

imdb.com
imdb.com

Plot

Kyle Pratt (Jodie Foster), seorang insinyur mesin pesawat terbang memutuskan untuk terbang pulang ke rumah orang tuanya di New York setelah suaminya meninggal dunia akibat bunuh diri. Ia membawa serta anak perempuannya, Julia (Marlene Lawston) yang masih berusia enam tahun, sekaligus jenazah suaminya.

Ketika berada di dalam pesawat, tiba-tiba Julia hilang begitu saja. Para kru pesawat sudah membantu mencarinya namun hasilnya nihil. Anehnya, tak ada tanda apa pun, bahkan tiket dan boarding pass Julia juga ikut raib. Yang lebih mengejutkan adalah, seorang pramugrari mengatakan bahwa nama Julia tidak ada dalam daftar penumpang pesawat.

Hal ini membuat orang-orang berpikir Kyle memiliki gangguan jiwa karena berhalusinasi tentang keberadaan Julia. Sementara itu, ada dugaan Julia sudah meninggal dunia bersama dengan ayahnya. Biar begitu, Kyle tetap berusaha mencari anaknya ke seluruh sudut pesawat yang ditumpanginya itu. 


Opini

Meski rilis tahun 2005, namun alur film ini masih sangat relevan dengan keadaan saat ini. Ketika menonton film ini, penonton cenderung menerka apakah sebenarnya Julia benar-benar nyata atau hanya khayalan sang ibu. Ending plot twist film karya Robert Schwentke ini tidak sebegitu mengejutkannya apabila dibandingkan dengan film-film lain yang dibahas dalam artikel ini. Biar begitu, alur proses pencarian Julia diperankan dengan sangat baik oleh para aktor sehingga penonton ikut penasaran dan was was.

Seperti halnya Exam, meski di imdb.com film ini tergolong mystery thriller, namun lagi-lagi menurut saya film ini hampir tidak thriller dan didominasi mystery saja. Saya rasa film ini dapat dinikmati oleh siapa saja, karena tidak dibutuhkan pengintepretasian penonton dan alur serta dialognya sangat mudah dimengerti. Bisa dibilang, Flightplan merupakan salah satu film ringan yang bagus sekali dan tidak monoton.

Sedikit opini personal yang out of context, saya rasa film ini juga layak untuk dianjurkan ditonton oleh anak-anak di bawah umur yang sedang beranjak remaja. Jika mereka ingin menonton film yang lebih terkesan "dewasa", ketimbang menonton film-film bergenre full romance (yang memang belum cocok dengan usia mereka), film-film jenis ini lebih baik karena di usia mereka yang kecerdasannya sedang berkembang, mereka perlu asupan hiburan yang baik pula.

4. Buried (2010)

imdb.com
imdb.com

Plot

Seorang pria bernama Conroy (Ryan Reynolds) terpaksa pergi ke Irak untuk bekerja sebagai kontraktor. Suatu saat, ia terbangun di sebuah ruangan sangat kecil dan ternyata ia berada di dalam peti mati. Rupanya ia dikubur hidup-hidup dan disekitarnya hanya ada korek api, sebilah pisau, dan ponsel.

Opini

Film yang satu ini bukan hanya sudah cukup terkenal, tetapi juga beberapa kali dibahas oleh beberapa Kompasianer dalam kolom komentar review-review saya sebelumnya di Kompasiana karena memiliki plot yang twisty. Ya, film bergenre drama mystery thriller ini memang memiliki pelintiran alur yang tak terduga dan sangat menarik. Selain itu, tentunya kemampuan akting Ryan Reynolds tidak perlu diragukan lagi.

Film ini tergolong "ringan" dan tidak "menuntut" penonton untuk ikut berpikir. Tidak dipungkiri film karya Rodrigo Corts ini memiliki plot yang tidak kompleks, sehingga sangat cocok ditonton oleh Kompasianer yang suka film-film plot twist namun kurang suka jika harus menonton film sambil berpikir.

Itulah empat film plot twist yang berlatar di satu tempat saja. Jika harus memilih salah satu, plot yang paling saya sukai adalah film Exam karena sangat apik dan diisi oleh dialog-dialog yang cerdas. Sementara, film dengan twist terbaik menurut saya adalah Infinity Chamber. Jika ada rekomendasi film-film menarik lainnya, silakan berbagi di kolom komentar! Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi rekomendasi untuk ditonton oleh Kompasianer. Thanks for reading!

-

Review film-film menarik lainnya:

Film-film Time Travelling
Film-film Mind Bending
Film-film Plot Twist
Film-film Dark Beauty


Fiksi:

Jamuan Melahap Matahari
Rajani
Membuat Manusia

Artikel-artikel edukatif seputar fiksi dan bahasa:

Time Travelling Dalam Karya Fiksi
Unreliable Narrator Dalam Karya Fiksi
"Kapan pun" atau "Kapanpun"?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun