Mohon tunggu...
Lius tedju
Lius tedju Mohon Tunggu... Editor - Admin

#YNWA

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Nasib Para Pekerja Harian di Tengah Keputusan Work From Home

22 Maret 2020   21:53 Diperbarui: 23 Maret 2020   16:36 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : @Lampungday

Dengan melakukan gerakan social distancing secara bersama-sama dan disiplin bisa menjadi salah satu senjata ampuh untuk memperlambat penyebaran Virus Corona sembari berharap agar pasien yang positif cepat pulih. 

Kita tidak pernah tahu dengan siapa kita berinteraksi setiap harinya ketika kita memaksa untuk mengabaikan himbauan pemerintah. Bisa saja kita terpapar virus ini meskipun kita dalam keadaan sehat. Virus itu kemudian kita bawa ke rumah dan menyebar dalam keluarga. Menyebar, menyebar dan terus menyebar setiap kali keluarga kita berinteraksi dengan orang lain. 

Namun Bagaimana Dengan Nasip Para Pekerja Harian Di Luar Ruangan?

Pertanyaan ini sempat membuat saya terus berada dalam tanda tanya setelah mendapat informasi bahwa Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur telah mengumumkan kebijakan meliburkan seluruh sekolah di wilayah NTT mulai tingkat PAUD, TK, SD, SLTP dan SLTA, berlaku mulai tanggal 20 Maret 2020.

Guna mengurangi rasa penasaran, kemarin saya sempat berbincang dengan beberapa orang tukang ojek dan pedagang keripik keliling yang letaknya tidak jauh dari pangkalan Ojek mengenai dampak dari virus Corona. 

Ada yang sudah mengetahui berita ini lewat TV dan ada juga yang sama sekali belum mengetahui bahwa Indonesia dan dunia sedang di landa virus ini. Berdasarkan pengetahuan saya, saya sempat memberikan beberapa informasi terkait virus ini sebelum melontarkan pertanyaan.

Dari segi ekonomi jawabnya serentak bahwa dalam beberapa pekan terakhir pendapatan mereka terus menurun. 

"Belum dilakukan upaya sosial distancing/menjaga jarak saja sudah begini apalagi lagi jika sudah dilakukan (kebijakannya)? 

"gara-gara virus kita bisa mati kelaparan" tambah lainnya sambil sedikit tertawa. 

Ada lagi yang mengatakan :"bagaimana dengan nasip kami, kredit motor siapa yang bayar kalau kami tidak dapat uang?. Belum lagi kebutuhan sehari-hari". 

Dari beberapa sampel jawaban yang saya dapatkan mungkinkah akan mewakili para pencari rupiah di daerah tempat saya tinggal yang mayoritas berprofesi sebagai petani, nelayan dan juga pedagang?. Meski dampak ekonomi yang rasakan tiap keluarga berbeda-beda tetapi ini menggambarkan bahwa ekonomi bisa "macet" akibat Corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun