Mohon tunggu...
Lita Tania
Lita Tania Mohon Tunggu... Lainnya - Student
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Student in Indonesia University of Education

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemahaman tentang Retorika

14 Juli 2020   03:05 Diperbarui: 14 Juli 2020   03:04 6696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Pemahaman tentang Retorika  

Retorika sebagai salah satu cabang ilmu mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kehidupan bertutur. Menguasai ilmu retorika dan keterampilan dalam mempergunakan bahasa secara tepat, dapat meningkatkan kemampuan dan dapat mengalami kesuksesan dalam hidup. Sejak zaman Yunani-Romawi sampai sekarang para ahli filsafat dan ilmu pengetahuan mengemukakan pandanganpandangan tentang retorika. Secara rinci, konsep retorika diuraikan sebagai berikut. 

Syafi’ie (1988:1) menyatakan secara etimologis kata retorika berasal dari bahasa Yunani “Rhetorike” yang berarti seni kemampuan berbicara yang dimiliki oleh seseorang. Dari definisi ini dapat dipahami bahwa retorika merupakan aktivitas manusia dengan bahasanya yang terwujud dalam sebuah kegiatan berkomunikasi.

Keraf (1994:3) juga menyatakan pengertian retorika adalah sebuah telaah atau studi yang simpatik mengenai oratoria atau seni berpidato. Kemampuan dan kemahiran berbahasa waktu itu diabdikan untuk menyampaikan pikiran dan gagasan melalui pidato-pidato kepada kelompok-kelompok massa tertentu guna mencapai tujuan tertentu. 

Aristoteles (dalam Syafi’ie, 1988:1) juga memandang retorika sebagai “the facult of seeing in any situation the available means of persuasion” Menurut pengertian ini, Aristoteles mengartikan retorika sebagai kemampuan untuk melihat perangkat alat yang tersedia dalam mempersuasi. Kemampuan melihat dalam pengertian ini ditafsirkan sebagai kemampuan untuk memilih dan menggunakan. Alat perangkat yang tersedia berupa bahasa dan segala aspeknya. Jadi, retorika menurut Aristoteles ialah kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahasa dalam situasi tertentu secara efektif untuk mempersuasi orang lain. Persuasi dalam pengertian ini diartikan secara positif, yaitu menjdikan orang lain mengetahui, memahami dan menerima maksud yang disampaikan sebagai pesan atau isi komunikasi. 

Retorika dipandang sebagai studi yang paling sentral dalam berbagai studi kemanusiaan. Oleh sebab itu, pada awalnya retorika memang diartikan sebagai kesenian untuk berbicara, baik yang dicapai berdasarkan bakat alam ataupun berdasarkan ketermapilan teknis. Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antarmanusia. Dalam hal ini kesenian berbicara tersebut bukan berarti berbicara lancar tanpa adanya jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi dari berbicara itu sendiri, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara atau berpidato dengan singkat, jelas, padat dan mengesankan (Hendrikus, 1991:14).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, jadi saya menyimpulkan bahwa 1) retorika merupakan ilmu yang mempelajari kepandaian berbicara di depan umum; 2) retorika merupakan bertutur secara efektif dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan sebagai media atau bahan dasar dalam mengungkapkan gagasan, dan 3) retorika merupakan ilmu yang mempelajari cara untuk menyusun komposisi kata-kata agar bisa memberikan pesan dengan baik kepada pendengar/pembaca. Lebih daripada itu, retorika juga sangat penting bagi kehidupan keseharian setiap manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun dalam berkomunikasi terdapat unsur persuasi yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku. 

2. Tema Pidato: Pembangunan pendidikan karakter untuk mengatasi permaslaahan moral di kalangan anak usia remaja.  A. Fungsi : 

Dalam teks pidato, sang orator menaruh kepedulian terhadap permasalahan moral remaja saat ini. Dalam pidato tersebut mengandung orasi atau seruan mengajak pendengar untuk turut serta dalam memperbaiki permasalahan moral tersebut, yakni salah satunya dengan cara memberi pendidikan karakter kepada remaja tersebut. Dengan demikian pidato ini merupakan pidato yang berfungsi untuk memaparkan, memnegaruhi, dan mengajak pendengar ataupun khalayak untuk ikut meyakini hal-hal yang disampaikan, baik berupa fakta maupun argumen dalam mengatasi permasalahan moral di kalangan anak remaja. Dengan pidato persuasif tersebut, sang orator dapat menyampaikan pidatonya untuk menyadarkan khalayak dengan menyajikan latar belakang, fakta-fakta serta argumen yang logis.  

Adapun fungsi lain dari pidato persuasi ini adalah sebagai berikut. 

Untuk mengekspresikan gagasan yang tersusun secara sistematis dan logis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun