Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bijak di Tengah Minyak Goreng yang Melonjak

21 Maret 2022   20:24 Diperbarui: 30 Maret 2022   00:07 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak goreng merupakan salah satu sumber lemak nabati yang umumnya terbuat dari kelapa sawit. (Shutterstock via KOMPAS.com)

Selalu ada sisi lain yang bisa kita lihat.

Minyak goreng langka menjadi topik yang terus dibicarakan, terutama bagi kalangan emak-emak. Sebagai seorang "chef" di dapurnya masing-masing, emak-emak merasa was-was karena bahan yang menjadi salah satu kunci sukses mengolah makanan mereka jadi tak mudah lagi didapatkan seperti sebelumnya.

Tidak hanya emak-emak, banyak pihak yang menjadi berdampak dari susahnya minyak hari ini. Seperti pedagang yang mengolah makanannya dengan cara digoreng. Ya, seperti penjual gorengan. Mereka pasti akan menjerit. 

Berita yang saya baca pun mengatakan bahwa gorengan sangat mungkin mengalami kenaikan harga untuk menutup biaya produksi dari bahan minyak yang melejit. Sudah siap?

Minyak Goreng yang Langka dan Cara Menghadapinya

Jangan-jangan memang preferensi kita terhadap makanan yang digoreng sebegitu tinggi. Hal yang kemudian membuat kita menjadi merasa terusik ketika minyak yang menjadi bahan untuk mengolahnya menjadi harus dicari dengan usaha dan dana yang melebihi biasanya.

Mengolah bahan makanan yang direndam minyak goreng memang tidak pernah gagal. Teksturnya yang menjadi renyah, warna yang cantik, rasa yang menggoda, ditambah dengan pengolahannya yang tidak ribet, membuat keberadaan minyak goreng bak salah satu anggota keluarga tanpa perlu ditulis di KK (kartu keluarga). Eh, lebay ye. HAHAHA. 

Sebenarnya menggoreng bukan satu-satunya teknik dalam mengolah bahan makanan. Ada beberapa teknik pengolahan bahan makanan yang sebenarnya bisa kita mulai biasakan di tengah harga minyak yang tidak lagi bersahabat.

Teknik pengolahan bahan makanan tersebut diantaranya adalah merebus dan mengukus yang tidak perlu lagi menghadirkan minyak. Atau mengungkep dengan sedikit air?

Jika ingin menghadirkan minyak goreng, ada teknik menumis dimana pemasakan dilakukan dengan sedikit minyak. Lawan dari deep frying yang menggunakan minyak yang banyak.

Rekomendasi Asupan Lemak Kita Berapa Sih?

Selain gula dan garam, anjuran konumsi lemak telah ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan. Anjuran lemak yang disarankan adalah 67 gram/orang/hari atau setara dengan 5 sendok makan minyak.

Minyak goreng merupakan salah satu sumber lemak nabati yang umumnya terbuat dari kelapa sawit. Seperti kita sama-sama ketahui, lemak dapat menjadi sumber energi.

Jika dalam 1 gram karbohidrat dan 1 gram protein dapat memberikan energi masing-masing sebesar 4 kalori, lemak dalam jumlah yang sama dapat menyumbang 9 kalori. Nyaris dua kalinya!

Oleh karena itu, dalam pengunaan minyak goreng perlu diberikan perhatian agar tidak berlebihan. Perhatikan pula cara dalam menggunakannya.

Minyak yang dipakai menggoreng berulang kali bisa menjadi tidak sehat, lho. Saat dipanaskan, apalagi berulang kali, minyak goreng menjadi mudah teroksidasi dan dapat menghasilkan radikal bebas yang tidak menguntungkan bagi tubuh. 

Dalam jangka panjang, konsumsi makanan yang disiapkan menggunakan minyak yang dipanaskan kembali dapat menyumbang masalah kesehatan seperti darah tinggi/hipertensi, diabetes, dan risiko penyakit tidak menular yang lain.

Bijak di Tengah Minyak yang Melonjak

Tidak perlu panik, tapi pergilah piknik. #ehmasihpandemi

Minyak goreng yang melonjak bukan tanda dunia sudah berakhir. Barangkali minyak goreng yang naik ingin mengajarkan kita untuk bijak dalam menggunakannya. Karena jangan-jangan selama ini sering tidak terkontrol.

Apalagi momennya juga mendekati puasa, yang mana membuat kita dan hal-hal yang digoreng menjadi makin akrab. Yang sebelum ini gorengan bisa makan lima, kurang-kurangilah. Selain hemat di kantong, tubuhmu juga makasih banget loh. 

Selain itu masak sendiri juga bisa jadi solusi yang baik untuk memastikan bahwa makanan yang kita makan menggunakan minyak yang baru dengan takaran yang cukup. 

Selain digoreng, suka makanan yang diolah dengan apa nih?

Salam sehat,

Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun