Kok nge-chat kamu ga pernah berubah jadi biru? Kirain nggak ke kirim~
WA (Whatsapp)-nya aktif?Nggak pernah liat kamu online~
Hehe.
Ternyata memilih pilihan untuk mematikan last seen atau terakhir dilihat dan centang biru yang menandakan bahwa pesan itu sudah terbaca membuat saya sering ditanya: kenapa?
Apakah saya sedang punya masalah seperti ingin menghindari sesuatu, sombong atau lebih ekstrem antisosial? Yakali antisosial kok mainan media sosial, yhakhan.
Orang boleh menduga, tapi yang saya lakukan ini memang sudah menjadi kesadaran saya sendiri. Tidak karena disuruh apalagi ikut-ikutan agar terlihat misterius atau lebih ke sombong,ya.
Lagipula sudah lama saya melakukan untuk memilih pilihan tersebut. Bukan yang tiba-tiba seperti habis patah hati paling serius. Tidak. Tidak ada momen besar yang melatarbelakanginya. Saya sendiri yang mau begitu.
Ketika Saya Melemparkan Pertanyaan Ini pada Teman-teman
Iseng. Saya pun mencoba untuk melemparkan pertanyaan serupa pada teman-teman saya di media sosial Instagram. Begini: Apakah kamu mematikan last seen/status "online"/ dan centang biru* di WA? (*bolehsalahsatu). Pilihan jawaban: Ya dan Tidak.
Dari perolehan data diketahui lebih sedikit yang menjawab IYA atau melakukannya, yaitu hanya 35 persen. Sedangkan sisanya, tidak pernah/belum. Sebenarnya hasil ini sudah saya prediksi, hanya saja untuk hasilnya ternyata tidak sekecil yang saya kira. HAHA. Termasuk banyak -walau tidak banyak banget juga ---ternyata yang seperti saya, ya. #caritemenemang
Jangan-jangan ini ada hubungannya dengan personality? Sepanjang pengetahuan saya, belum ada yang menghubungkannya secara ilmiah. Saya rasa terlalu dangkal sepertinya untuk menilai kepribadian hanya karena mematikan fitur-fitur tersebut.
Alasan di Balik Melakukannya
Sayangnya saya memang tidak menanyakan apa alasan spesifik mereka yang memilih iya. Namun, barangkali dari pandangan saya bisa mewakili. Meski bisa jadi alasan saya tidak menjadi alasan mereka, tetapi pasti ada yang sama.
Alasan mengapa saya mematikan last seen/terakhir dilihat adalah karena saya tidak ingin seperti dituntut/dikejar untuk segera membalas pesan masuk. Bukan berarti berlindung untuk tidak membalas, jika penting bagi saya, saya akan membalasnya juga kok. Hanya saja untuk waktunya tidak bisa saya jamin untuk menjadi cepat.
Jangan kira tidak ada dampak yang saya terima dari mematikan notifikasi tersebut, saya pun mendapat balasannya kok. Di mana saya harus menerima kenyataan bahwa saya juga tidak bisa melihat status terakhir dilihat milikmu. Jadi ya sama-samalah, ya. Kamu tidak bisa, saya juga.
Ohya, dengan mematikan notifikasi ini, saya juga mencoba untuk sabar menunggu balasan. Tidak terlalu memikirkan untuk segera dibalas. Jadi kalau kamu merasa menunggu balasan, saya juga. Semoga kita tidak sama-sama sakit hati, gituw.
Bagaimana dengan centang biru? Hmmm...
Centang biru memang bisa jadi indikasi pesanmu tak hanya terkirim saja, pun sudah terbaca. Kenapa saya memilih matikan juga, karena saya ingin bebas membalas pesan kapanpun yang saya mau. Lagi-lagi saya tidak suka dikejar-kejar harus membalas, kecuali memang itu penting. Mohon maklum.
... tapi kalau kamu memang rindu centang biru dari saya, saya bisa memberikannya jika menanggapi di grup, kok. Hehe.
Jangan buru-buru sakit hati kalau belum centang biru, karena yang lebih menyakitkan itu kalau cuma centang satu, gitu lho.
Semoga tidak ada lagi kesalahpahaman diantara kita. Hargai privasi masing-masing,ya. Tossss!
Salam,
Listhia H. Rahman