Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kenapa Saya Mematikan "Terakhir Dilihat" dan "Centang Biru" di WhatsApp?

15 Oktober 2019   13:55 Diperbarui: 15 Oktober 2019   19:05 5082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surveiseng di ig saya~

Jangan-jangan ini ada hubungannya dengan personality? Sepanjang pengetahuan saya, belum ada yang menghubungkannya secara ilmiah. Saya rasa terlalu dangkal sepertinya untuk menilai kepribadian hanya karena mematikan fitur-fitur tersebut.

Alasan di Balik Melakukannya
Sayangnya saya memang tidak menanyakan apa alasan spesifik mereka yang memilih iya. Namun, barangkali dari pandangan saya bisa mewakili. Meski bisa jadi alasan saya tidak menjadi alasan mereka, tetapi pasti ada yang sama.

Alasan mengapa saya mematikan last seen/terakhir dilihat adalah karena saya tidak ingin seperti dituntut/dikejar untuk segera membalas pesan masuk. Bukan berarti berlindung untuk tidak membalas, jika penting bagi saya, saya akan membalasnya juga kok. Hanya saja untuk waktunya tidak bisa saya jamin untuk menjadi cepat. 

Jangan kira tidak ada dampak yang saya terima dari mematikan notifikasi tersebut, saya pun mendapat balasannya kok. Di mana saya harus menerima kenyataan bahwa saya juga tidak bisa melihat status terakhir dilihat milikmu. Jadi ya sama-samalah, ya. Kamu tidak bisa, saya juga.

Ohya, dengan mematikan notifikasi ini, saya juga mencoba untuk sabar menunggu balasan. Tidak terlalu memikirkan untuk segera dibalas. Jadi kalau kamu merasa menunggu balasan, saya juga. Semoga kita tidak sama-sama sakit hati, gituw.

Bagaimana dengan centang biru? Hmmm...

Centang biru memang bisa jadi indikasi pesanmu tak hanya terkirim saja, pun sudah terbaca. Kenapa saya memilih matikan juga, karena saya ingin bebas membalas pesan kapanpun yang saya mau. Lagi-lagi saya tidak suka dikejar-kejar harus membalas, kecuali memang itu penting. Mohon maklum.

... tapi kalau kamu memang rindu centang biru dari saya, saya bisa memberikannya jika menanggapi di grup, kok. Hehe.

Jangan buru-buru sakit hati kalau belum centang biru, karena yang lebih menyakitkan itu kalau cuma centang satu, gitu lho. 

Semoga tidak ada lagi kesalahpahaman diantara kita. Hargai privasi masing-masing,ya. Tossss!

Salam,
Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun