Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy

GERMAS, Sebuah Upaya Gotong Royong Menekan Penyakit Zaman Now

16 Juli 2019   12:22 Diperbarui: 16 Juli 2019   12:24 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kamu tidak percaya "sehat itu mahal", cobalah tanya pada mereka yang sedang diberi ujian sebuah sakit.

Siapa yang tidak ingin menjadi sehat walafiat? Tidak hanya diri kita, secara naluri kita pasti ingin orang terdekat di sekitar kita pun baik-baik saja bukan? 

Setidaknya itulah yang sering kita doakan dengan lantang di hari spesial seseorang. Seperti kepada orangtua, kakak, adik, teman atau yang hanya gebetan? Keinginan berwujud doa dalam bait lagu yang sudah kita hafal benar dan sering nyanyikan.

Begini : "..selamat ulang tahun kami ucapkan, selamat panjang umur kita kan doakan, selamat sejahtera SEHAT sentosa, selamat panjang umur dan bahagia" #siapayangbacasambilnyanyi

Ya. Nyatanya diberi kesehatan adalah salah satu pemberian Tuhan yang tidak ternilai harganya. Yang pantas jika kita semogakan tidak hanya untuk diri kita pun juga semua orang yang kita harap bisa terus bersama. Sebab percuma jika semua kita miliki seperti harta benda, namun kesehatan kita ternyata tidak baik-baik saja,kan?

Sudah berdoa, urusan tidak lalu selesai. Percuma jika hanya doa tetapi banyak gaya hidup tidak sehat masih kita lakukan baik secara sadar atau pura-pura tidak sadar. Untuk itulah tugas kita selain berdoa adalah perlu mengupayakan kesehatan yang diberi Tuhan dengan menjaga diri dari segala hal yang merugikan: Pola hidup sehat.

Meneropong Penyakit Zaman Now

Waktu yang terus berjalan pasti akan diikuti dengan perubahan zaman, pun penyakit yang hari ini kita sama-sama lawan.

Sebelum membahas bagaimana upaya yang harus kita lakukan. Kurang lengkap rasanya jika kita tidak membahas apa saja penyakit yang bisa merenggut kesehatan kita di zaman now.

Di era 1990-an, penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan kita adalah penyakit menular seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), tuberkulosis dan diare. Hingga di tahun 2000-an, penyakit yang diderita masyarakat sudah jadi banyak berganti seperti stroke, penyakit jantung coroner (PJK), kanker dan diabetes.

Permasalahan kesehatan yang sedang terjadi di Indonesia hari ini adalah penyakit infeksi, tingginya Penyakit tidak menular dan timbulnya penyakit yang sudah diatasi.

Hari ini, penyakit yang ada ternyata mengalami perkembangan. Bukan lagi yang menular dari satu orang ke orang lain, tetapi yang hanya terjadi pada individu itu sendiri atau penyakit tidak menular --selanjutnya disingkat dengan PTM.

Tidak seperti penyakit menular yang biasanya langsung terdeteksi, PTM mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang secara lambat. Jadi tahu-tahu sudah terkena dan bisa jadi sudah parah. Kronis.  PTM ini bukan tanpa sebab, kebanyakan timbul akibat kesalahan gaya hidup kita seperti kurang gerak dan pola makan yang tidak sehat (tinggi kalori, lemak, garam dan gula).

Menurut WHO, empat jenis PTM utama adalah (1) penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung coroner, stroke), (2) kanker, (3) penyakit pernafasan kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis) dan (4) diabetes.

Khususnya di Indonesia, perkembangan status kesehatan (soal penyakit) masyarakat bisa diketahui melalui laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) termasuk melihat data PTM yang dialami masyarakat. Menengok data Riskesdas 2013 misalnya. Data PTM yang dimunculkan dalam rapor besar tersebut adalah (1) asma; (2) penyakit paru obstruksi kronis (PPOK); (3) kanker; (4) DM; (5) hipertiroid; (6) hipertensi; (7) jantung koroner; (8) gagal jantung; (9) stroke; (10) gagal ginjal kronis; (11) batu ginjal; (12) penyakit sendi/rematik.

Jika dilihat dari penyakit dan daerah di Indonesia, berikut adalah daftar prevalensi PTM tertinggi berdasarkan daerah : asma terjadi di Sulawesi Tengah (7.8%), PPOK di Nusa Tenggara Timur (10%), Kanker di DI Yogyakarta (4.1%), Diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi di DI Yogyakarta (2,5%), hipertiroid di DI Yogyakara dan DKI Jakarta (masing-masing 0.7%), hipertensi tertinggi di Bangka Belitung (30.9%), Jantung coroner terdiagnosis dokter di Sulawesi Tengah (0.8%), gagal jantung terdiagnosis dokter tertinggi di DI Yogyakarta (0.25%), Stroke  berdasarkan diagnosis nakes(tengaa kesehatan) tertinggi di Sulawesi Utara (10,8%), gagal ginjal kronis terdiagnosis dokter di Sulawesi Tengah (0.5%), batu ginjal terdiagnosis dokter di DI Yogyakrata (1.2%) dan penyakit sendi berdasar diagnosis nakes di Bali (19.3%).

Melihat data di tahun 2013 dan data penyakit yang paling banyak dibiayai BPJS yang dikutip dari laman JawaPos.com yang terbit di tahun 2017, terlihat bahwa penyakit PTM yang paling banyak dibiayai BPJS adalah seperti gagal ginjal, kanker, jantung dan stroke. Ya, bukan hanya menjadi beban individu, PTM ini juga menjadi beban keuangan negara yang cukup berat jika angkanya terus saja menanjak.

Di tahun 2018, kembali Riskedas menunjukkan hasil terbaru kembali. Secara umum, diketahui trend PTM seperti diabetes melitus, hipertensi dan obesitas meningkat dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Duh. 

GERMAS, Upaya Nyata Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati

PTM bukan jadi masalah individu, buktinya pemerintah pun ikut turun tangan membantu.

Bukti peran pemerintah untuk turut menekan angka kejadian PTM di Indonesia adalah adanya GERMAS. Hal ini sesuai dengan  Instruksi Presiden No 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dimana diharapkan seluruh komponen bangsa berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Jadi Presiden-lah yang memprakarsai gerakan ini,lho. 

Namun bukan berarti Presiden saja yang menjadi satu-satunya pelaku yang berperan penting, gerakan ini merupakan gerakan 'gotong royong' yang dilakukan secara sistematis dan terencana oleh seluruh komponen bangsa termasuk kita sebagai masyarakat. Bukan juga menjadi pekerjaan Kementerian Kesehatan, tetapi menjadi tugas bersama Kementerian dan lembaga penting lainnya.

Adanya gerakan ini  dimaksudkan untuk mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif.

Beberapa upaya GERMAS yang bisa kita lakukan seperti aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan edukasi hidup sehat, konsumsi sayur dan buah, memeriksa kesehatan secara rutin, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban. 

Nah pada tahap awal, GERMAS difokuskan pada 3 kegiatan yaitu peningkatan aktivitas fisik, peningkatan konsumsi buah dan sayur serta deteksi dini atau periksa kesehatan secara berkala. 

Kegiatan-kegiatan tersebut tidak harus dilakukan dalam jumlah yang massal, mulai saja dari diri sendiri dan orang terdekat seperti keluarga. Jadi jangan pikir akan mengeluarkan biaya yang besar. Bagaimana kalau kita mulai sekarang? Dari...

1/Jangan Mager, Males Gerak!

Unsplash.com | Salah satu cara seru dan menyenangkan dalam aktivitas fisik, bermain sekaligus berolahraga
Unsplash.com | Salah satu cara seru dan menyenangkan dalam aktivitas fisik, bermain sekaligus berolahraga
Ketika beraktivitas fisik jadi 'pekerjaan rumah' yang susah.

Zaman yang makin modern bersamaan dengan kemudahan yang ditawarkan adalah salah satu latar belakang mengapa kita jadi begitu mencintai mager (bukan membuat pager) tapi males gerak. Alasan lainnya karena kita yang jadi begitu (sok) sibuk, sehingga waktu 24 jam rasanya masih kurang. Jadi tak punya waktu untuk menyisihkan waktu berolahraga barang sebentar.

Padahal jika terus menerus dibiarkan, gaya hidup mager ini dapat membuat badan jadi kurang sehat. Membuat tumpukan lemak yang sudah berlebih jadi betah berlama-lama menempati ruang-ruang di badan, jadi tak karuan.

Dilihat dari pengertiannya, aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dapat meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi. Aktivitas fisik ini dibagi menjadi 3 komponen utama yaitu aktivitas sehari-hari, latihan fisik dan olahraga, Aktivitas fisik sehari-sehari seperti menyapu, mengepel, mencuci, atau naik turun tangga. Latihan fisik  seperti jogging, senam, bersepeda atau jalan kaki. Olahraga seperti sepak bola, bulu tangkis, bola basket dan olahraga lainnya.

Jadi jangan lupa luangkan 30 menit dalam 24 jam yang kita miliki untuk bergerak,ya. Jika dilustrasikan, berolahraga bulu tangkis dengan durasi tersebut setidaknya akan turut membakar kalorimu sebesar 135 kalori, mirip dengan kalori yang terbuang ketika kamu berkebun. Kalori yang terbakar dari aktivitas tersebut lebih tinggi dibandingkan kamu hanya tiduran yang hanya membakar 19 kalori saja. (Kalori tersebut dikeluarkan oleh seseorang dengan berat badan kurang lebih 56kg).

Toh manfaatnya bukan untuk orang lain tetapi kita sendiri yang akan merasakan. Pilihlah yang paling digemari, aman, mudah dan sesuai dengan kondisi fisikmu. 

2/Jangan Mendadak Amnesia untuk Konsumsi Buah dan Sayur

Unsplash.com | tidak hanya warnanya yang cantik, manfaatnya pun tak kalah menggoda
Unsplash.com | tidak hanya warnanya yang cantik, manfaatnya pun tak kalah menggoda
Tantangan makan buah dan sayur hari ini memang terasa seperti rindunya Milea pada Dilan, berat.

Di tengah gempuran makanan instan juga makanan kekinian lain dengan berbagai nama unik, tampilan menarik, bentuk tidak biasa dan rasa yang menggoda lidah membuat kita sering mendadak amnesia. 

Mendadak lupa bahwa makanan yang rata-rata olahan manusia itu bukan hanya dinilai dari pendapat indera perasa dan pengelihatan semata, tetapi juga perlu disadari adanya kalori yang biasanya tinggi tapi tersembunyi. Yang tahu-tahu membuat jadi mudah kenyang.

Konsumsi makanan atau minuman yang tinggi kalori daripda gizi ini bisa jadi jadi bahaya jika terus dijadikan kebiasaan, sebab yang kita dapat hanya rasa kenyang tetapi tidak dengan zat-zat gizi yang padahal penting kita penuhi. Jadi lupa konsumsi makanan yang beragam, seperti sayur dan buah-buahan.

Nyatanya meski kebutuhan seperti vitamin, mineral dan serat pangan yang disebut mikronutrien atau dibutuhkan dalam jumlah sedikit dalam tubuh sering tidak bisa kita penuhi,kok. Salah satu bukti kurangnya masyarakat kita dalam mengkonsumsi sayur dan buah dapat dilihat dari data Riskesdas 2013 dimana menyebutkan bahwa sebanyak 93.5% penduduk usia lebih dari 10 tahun mengkonsumsi sayur dan buah di bawah anjuran atau dapat dikatakan 9 dari 10 orang tidak mengkonsumsi secara cukup. Memprihatinkan.

Untuk itulah, konsumsi buah dan sayur setiap hari menjadi penting untuk dilakukan. Sebab akan banyak keuntungan selain mengenyangkan yaitu ada banyak zat gizi baik yang bisa dipergunakan tubuh untuk menunjang kesehatan yang optimal. Juga tak lupa peran seratnya yang baik untuk pencernaan.

Adapun anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum menganjurkan konsumsi sayuran dan buah sejumlah 400 gram per orang per hari terdiri dari 250 gram sayur (setara dengan 2 porsi atau 2 gelas sayur setelah dimasak dan ditirisakn) dan 150 gram buah (setara dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang/ 3 buah jeruk ukuran sedang).

Mengikuti Pedoman Gizi Seimbang sesuai Permenkes No. 41 Tahun 2014, konsumsi yang dianjurkan adalah 3-4 porsi sayur dan 2-3 porsi buah setiap hari. Jadi makan buah apa kita hari ini?

3/Periksa Kesehatan, Jangan Tunggu Sakit Dulu

Rata-rata kita baru sadar ketika sudah terlanjur tidak baik-baik saja.

Unsplash.com | Tenaga kesehatan bukan hantu, jadi jangan takut dulu
Unsplash.com | Tenaga kesehatan bukan hantu, jadi jangan takut dulu
Tidak ada salahnya datang ke layanan kesehatan ketika kamu sehat. Justru ini akan menjadi lebih baik daripada kamu datang ketika sudah menderita. 

Jika hal ini dilakukan, manfaat yang kamu dapat diantaranya adalah dapat mengetahui kondisi kesehatan terkini sehingga lebih mudah  dalam mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan lebih dini.

Beberapa pengecekan yang dapat dilakukan seperti cek berat badan, tinggi badan, cek lingkar perut, tekanan darah, gula darah, fungsi mata telinga, kolesterol, arus puncak ekspirasi, deteksi dini kanker leher rahim dan cek sadari atau periksa payudara sendiri. 

Jangan merasa terlambat, karena kebaikan dari GERMAS akan kita dapat manfaatnya jika kita lakukan bukan hanya sekadar diomongkan. Jadi yuk sama-sama mulai lalu jika sudah dilakukan jangan lupa pertahankan, syukur jika bisa meningkat.

 Jika semua masyarakat sudah paham dan merasa pola hidup sehat menjadi kebutuhan masing-masing, tidak mustahil tujuan Nawacita Presiden ke-5 yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia sehingga masyarakat sehat akan menciptakan Indonesia yang kuat dapat diwujudkan.

Biar sama-sama sehat, sama-sama mendoakan pula tanpa harus menunggu hari ulang tahun saja. 

Yakhann?

Salam,

Listhia H. Rahman

***

Sumber bacaan : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

***

Tulisan ini sedang diikutkan dalam kompetisi media sosial yang dilakukan oleh Kemenkes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun