Tidak terasa, sudah setahun lebih saya habiskan banyak waktu di bawah langitnya. Langit sebuah kota yang seperti penghuninya sama-sama istimewa : Jogja.
Saya mungkin golongan yang terlambat. Sebab, tujuh tahun yang lalu disaat banyak orang seumuran saya berlomba untuk lebih dekat denganmu, nyatanya saya justru menjauh, bahkan melirikpun tidak. Sampai akhirnya di dua tahun belakangan ini,saya jadi sadar ternyata kamu memang bukan kota biasa. Ada daya tarik, yang tak heran jika membuat siapa saja mudah menjadi suka. Termasuk saya, yang baru tahu rasanya.
Cinta yang ditawarkan Jogja barangkali adalah sejenis jatuh cinta tanpa ada rasa sakit. Yang kemudian membuat rindu berserakan di sudut-sudut kotanya, menumpuk. Rindu yang sembarangan, namun tak perlu dipungut.
Teruntuk Jogja, izinkan saya jatuh cinta berkali-kali padamu, meski misalnya di suatu hari saya tidak lagi ada di dekatmu seperti sekarang ini.