Mohon tunggu...
Lintang Pualam
Lintang Pualam Mohon Tunggu... Guru - Puitis bukan hanya milik sang penyair

Lahir di Cilacap, kota indah dengan pantai yang membentang di sisi selatan pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sawang Sinawang

21 Februari 2020   18:55 Diperbarui: 21 Februari 2020   18:55 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari darunnun.com

Mungkin rumput tetangga lebih hijau. Lebih subur, sedap dipandang mata. Tapi mungkin disana, terdapat hama yang tak mudah dibasmi. Dan mereka merindu tempat seperti milikku.

Yaaaah

Hidup memang sawang sinawang. Aku melihat mereka. Dan merekapun melihatku. Saling nilai satu sama lain. Merindu satu dengan yang lain.

Bila iri sudah mendarah daging. Bagai duri yang menancap permanen. Melihat kehidupan orang bak negeri dongeng. Satu yang perlu kita tanamkan dalam dada. Bersyukur kepada yang kuasa. Kita masih hidup, sehat, bahagia.

Mungkin di sana. Ada orang yang lebih susah dari kita. Merindu tempat yang kita miliki. Barang sejenak. Menunggu kita berbagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun