Mohon tunggu...
Devara Linggarasta
Devara Linggarasta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Jakarta

Be Yourself And Never Surrender

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Polemik Brazil dalam Menangani Covid-19

16 Juni 2020   03:58 Diperbarui: 16 Juni 2020   06:35 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini seluruh dunia sedang dilanda suatu wabah yang berhasil menghentikan semua roda pergerakan. semua ajang besar yang telah dipersiapkan,  semua konser yang akan digelar, batal begitu saja ketika mengetahui virus ini bisa menular dengan cepat antar sesama manusia. Kebijakan Lockdown banyak diterapkan di negara negara selluruh dunia, namun efek timbal balik lockdown adalah matinya perputaran ekonomi yang menyebabkan merosotnya ekonomi suatu negara akibat tidak adanya aktifitas perekonomian. 

Disaat semua negara sedang memasuki masa Transisi "New Normal",  Brazil justru kini menjadi salah satu negara dengan angka terinfeksi paling tinggi di dunia setelah Amerika Serikat. Oleh karena itu, WHO menyebut bahwa kini pusat episentrum baru penyebaran virus Covid-19 berada di Brazil. dilansir dari https://www.worldometers.info/ Hingga saat ini Brazil telah terkonfirmasi 870.000 orang positif dan 45.354 orang meninggal dunia akibat dari covid-19 tersebut. 

Bagaimana Brazil yang merupakan negara Amerika Latin dan bukan salah satu negara besar seperti AS,China bisa menjadi pusat Episentrum baru dalam penyebaran Covid-19 ini? Setidaknya ada beberapa faktor yang menjadikan Brazil seperti ini. Pertama, Pemerintah Brazil yang cenderung meremehkan pergerakan virus covid-19 sejak baru terdeteksi di wuhan pada sekitar januari 2020, pada awalnya Presiden Brazil Jair Bolsonaro hanya menganggap virus corona layaknya seperti flu biasa. Brazil tidak melaukakn tindakan pencegahan seperti negara lain yang pada saat virus tersebut mulai tedeteksi diberbagai negara, mereka langsung berupaya menutup pintu masuk bagi warga asing. Terlebih lagi, Jair Bolsonaro saat itu hanya melihat dampak ekonomi dari akibatpandemik ini dan tidak percaya dengan sains sehingga kebijakan kebijakan yang diputuskan menjadi blunder.

Kedua, kebijakan kebijakan yang diambil Bolsonaro membuat Brazil tidak melakukan tindakan preventif berimbas pada peningkatan kasus positif dari hari ke hari mengakibatkan over populasi di rumahsakit sehingga banyak pasien Covid-19 yang tidak tertangani. dalam Hal ini menunjukan jumlah orang yang mengidap Covid-19 lebih banyak dari jumlah tenaga medis dan sarana yang mendukung. 

Ketiga, Dalam situasi genting karena Covid-19, justru situasi di Brazil mengalami perpecahan dan konflik diantara sesama pemangku kebijakannya. Penasehat Kementrian Kesehatan Brazil Julio Croda telah memberi rekomendasi bagaimana skenario penanganan Virus yang telah ditetapkan sebagai Pandemik Global, namun saran tersebut tidak dihiraukan oleh pemimpin negara nya yaitu Jair Bolsonaro sehingga Julio Croda memundurkan diri. Lalu beberapa waktu kemudian terjadi perseteruan diantara Menkes dengan sang presiden yang menyebabkan Menkes tersebut dipecat. Hal seperti ini bisa terjadi di masa masa genting yang menyebabkan kerugian yang sangat banyak bagi Brazil.

Apa yang dilakukan Brazil saat ini seharusnya dapat dipetik pelajarannya bagi negara negara lain yang sama sama sedang berjuang melawan pandemik Covid-19. Meremehkan Virus hingga menggap virus corona hanya seperti flu biasa menjadi Blunder bagi Jair Bolsonaro itu sendiri, Ketika wabah ini sudah menjangkiti negara Brazil maka seluruh aspek di negara tersebut jadi berhenti. Kini Brazil mengalami situasi sulit karena sedang dilanda ancaman Resesi Ekonomi berkepanjangan yang akan menimbulkan masalah lainnya.

Perlu adanya upaya dari pemerintah Brazil untuk meminta bantuan negara lain dalam rangka mengatasi hal ini, tentu brazil sebagai negara di kawasan Amerika Latin memiliki berbagai organisasi regional didalamnya. sudah seharusnya organisasi regional tersebut berkolaborasi bersama dalam memerangi Covid-19 ini. Dalam hal ini penulis mendapat pencerahan tentang bagaimana Studi Hubungan Internasional yang mendalami kajian Keamanan Internasional melihat hal ini. Wabah Covid-19 menjadi bukti bahwa di masa kini dan mendatang, kekuatan militer bukan lah satu satuya isu kajian keamanan internasional. masih banayk beragam isu yang didalamnya State Actor maupun Non State Actor yang berperan dalam dinamika keamanan internasional. Isu kesehatan menjadi sebuah isu baru dalam konstelasi International Security.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun