Mohon tunggu...
Linda Mega Denada
Linda Mega Denada Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

@linda_denada

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Yakin

24 Februari 2021   17:53 Diperbarui: 24 Februari 2021   18:05 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hari ini menjadi siswa di kelas 3 SMA. Aku senang sekali karena bisa sampe di kelas ini, dimana 12 tahun sekolah ku akan selesai. Mungkin berbeda nasib dengan mereka disana yang kurang beruntung. Di kelas 3 ini aku satu kelas dengan sahabatku, Yusie. Sementara sahabatku yang lainnya, Riska berbeda kelas dengan kami. Tetapi walaupun begitu kami tetap menjadi sahabat yang akan selalu setia bersama, suka maupun duka.
Ketika kelas 10, aku dan kedua sahabatku itu memilih Paskibra sebagai kegiatan ekstrakulikuler. Namun, karena di Paskibra terlalu cape dan tegas, jadi kami pun memutuskan untuk keluar dari keanggotaan Paskibra di kelas 10 ini. Sementara itu, kami pun tidak mempunyai satu ekskul sama sekali setelah keluar dari Paskibra.
Kami bertiga bingung harus memilih ekskul apa di kelas 10 ini. Karena jika kami tidak mempunyai satu ekskul pun, kami terancam tidak akan lulus. Aku mengusulkan untuk paduan suara.


"Yus, Ris kita mau ekskul apa, gimana kalo paduan suara aja?" Tanyaku
"Paduan suara, suara aku aja pas- pas an Nad" jawab Yusie
"Aku ga setuju, suaraku juga kurang enak di denger kalo nyanyi, lagian kalian tau kan aku kurang suka musik" kata Riska yang sangat tidak setuju


Setelah usulku ditolak oleh mereka, giliran Yusie yang memberi usul. Yusie mengajak aku dan Riska untuk mengikuti ekskul Jurnalistik. Sebenarnya aku sempat setuju karena aku suka dengan Pemotretan dan juga jurnal. Tetapi Riska sama sekali tidak tertarik akan hal itu, dia sama sekali tidak bisa ngomong di depan banyak orang. Dan sekarang Riska sendiri yang memberikan usul kepadaku dan Yusie.


"Aaa bagaimana kalo kita join ekskul bahasa aja itu yang bahasa Inggris?" Ujar Riska
"Yayaya bener banget bisa juga tuh, kenapa aku ga kepikiran itu ya" kata Yusie
"Nah ini ke dari tadi, jadi kita gak perlu les bahasa inggris lagi, udah aja di sekolah yakan" jawab Nada


Riska sangat tertarik sekali untuk masuk ke Ekskul Bahasa dan itu merupakan usul yang sangat bagus sekaligus berani. Bagaimana tidak, di Ekskul Bahasa itu menuntut semua anggotanya harus berani, bisa berdialog menggunakan bahasa Inggris dan itu menjadi tantangan kami, karena kami ingin sekali fasih berbahasa Inggris. Menikmati masa-masa akhir sekolah sebelum tahun depan kami harus mempersiapkan untuk Ujian Nasional. Dan dengan masuk ekskul bahasa ini kita akan bisa menjadi bekal saat kita akan melamar pekerjaan dimana kerja interviewer nya menggunakan bahasa Inggris.


Kami yakin dengan pilihan ini, menjadi anggota Ekskul Bahasa. Riska pun senang dengan keputusan ini. Sebenarnya aku masih ragu, namun aku harus yakin karena dengan masuk Ekskul Bahasa aku bisa lebih fasih dalam bahasa Inggris, Sebelum kami di terima di keanggotaan Ekskul Bahasa, kami terlebih dahulu diberi beberapa pertanyaan oleh pembina Ekskul Bahasa tersebut.
Seperti Apa tujuan kami masuk Ekskul Bahasa?, kenapa tidak memilih ekskul lain?, apakah kami yakin dengan pilihan kami?, apakah kami sungguh-sungguh atau terpaksa?, dan pertanyaan lainnya yang membuat kami sangat gugup dan gemetaran dalam menjawab semua pertanyaan tersebut.


Setelah menjawab berbagai pertanyaan dari pembina Ekskul Bahasa, kami pun akhirnya resmi di terima sebagai anggota Ekskul Bahasa. Riska sangat senang
"Yeeee akhirnya kita punya ekskul juga dan sudah resmi jadi anggota yeeee" Riska heboh
Aku dan Riska sangat senang, namun Yusie merasa bingung harus senang atau sedih. Dan mulai saat itu aku harus memenuhi kriteria sebagai anggota Ekskul bahasa yang terkenal tegas dan serius.
"Kamu kenapa Yus, kok kaya yang ga happy gitu?" Tanya Nada
"Aku bingung Nad, tar aku harus serius, kamu tau kan aku orang nya selalu pengen becanda" jawab Yusie yang bingung
"Yaudah sih santai aja kali, serius itu kalo kita lagi ada Miss nya, ya maklum lah masa kita mau main-main disaat ada pembina" ujar Riska
"Iya jugaa, tapi bagus juga serius biar cepet nerap ke otak, apalagi aku, kalian tau kan aku paling lemot, takut gabisa jawab pake bahasa Inggris, ya belom lancar" kata Nada
"Gapapa Nad, kita sama-sama belajar, sama-sama dari 0, jadi kita barengan pinter nya" ujar Yusie
"Semangat kawan-kawanku" Kata Riska

***
Di Ekskul Bahasa, kami diberi jadwal piket untuk membersihkan ruangan perpustakaan dan ruang bahasa. Kami mempunyai dua ruang, karena pembina Ekskul Bahasa kami juga merupakan staf dari perpustakaan sekolah. Dan ruang perpustakaan sering menjadi ruang kami untuk berkumpul karena ruang Bahasa hanya dipake sesekali saja dan kurang terurus karena masi ada barang yang belum dipindahkan. Kami berkumpul setiap hari Senin dan Rabu, namun jika ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan kami sering kumpul di hari-hari yang tidak ditentukan sebelumnya alias mendadak. Seperti ada lomba, mau tampil pasti kumpul sebelum hari H. Mau tidak mau kami harus mentaatinya, karena jika tidak akan ada konsekuensinya. Untuk anggota Ekskul Bahasa yang tidak kumpul 3 hari (tidak berturut-turut) karena alasan yang tidak jelas, dia akan langsung dikeluarkan dari keanggotaan, tanpa ada kesempatan untuk kembali lagi masuk ke Ekskul bahasa, dan itu menjadi ancaman kami, terutama aku, Yusie dan Riska.
Setiap kumpul, kami selalu membawa makan. Mau hujan atau terik matahari, kami akan terus berlatih, karna kami ekskul nya di dalam ruangan.


Lama kelamaan aku dan Yusie semakin betah berada di keanggotaan Ekskul bahasa ini terlebih banyak sekali cowo ganteng nya yang membuat kami semakin betah, namun berbeda sekali dengan Riska yang terlihat seperti bosan. Padahal Riska sendiri yang mengajak aku dan Yusie untuk masuk ke Ekskul bahasa.


"Ris kok kamu kaya ga semangat gitu ekskul nya, ada apa?", Tanya Yusie
"Iya nih, kan kamu Ris yang ngajak kita join ekskul ini, masa kamu yang biasa aja" tanya Nada
"Ada hal yang bikin aku jadi ga betah dan itu bikin aku ga mood setiap mau eksku" jawab Riska
"Coba deh Ris pikir-pikir lagi, bentar lagi bakal ada penyeleksian buat lomba di Universitas, dan kalo kamu gini bisa jadi gakan ke pilih" Ujar Nada
"Ayolah Ris semangattt, gausah dipikirin hal yang bikin kamu ga betah itu, ingat tujuan kita awal ikut ekskul ini" gumam Yusie
"Iyaaaaa aku semangatttt demi kalian demi kita semua untuk mencapai mimpi kita juga" sahut Riska
"Nah gitu dong, ngapain semangat ayo menyerah" Ujar Nada
"Kebalik itu kebalik Nad" sahut Yusie dan Riska ketawa tersipu
"Gapapa kan biar Riska ga murung lagi hahaha" kata Nada


Aku dan Yusie terkejut mendengar penjelasan dari Riska. Aku tidak menyangka Riska tidak betah di Ekskul bahasa ini, namun dia belum berani melakukannya karena takut dengan pembina Ekskul bahasa. Aku dan Yusie pun menasehati Riska untuk tidak melakukan hal ini, karena jika keluar Riska terancam tidak akan lulus tahun depan dan tidak akan ada pula ekskul yang berbaik hati untuk menerima anggota baru di pertengahan semester ini. Riska sendiri yang megajak aku dan Yusie untuk masuk Ekskul bahasa ini. Aku dan Yusie pun semakin bisa semangat dalam ekskul ini. Namun Riska sendiri juga yang ingin keluar dari Ekskul bahasa. Aneh sekali menurutku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun