"Tidak. Aku tidak gatal. Kematian Kenny, Latika. Percayalah, aku tidak merasakan gatal sama sekali. Aku berterimakasih kepada Ulhaq karena telah menolongku," kata Sheila yang semakin meyakinkan Kenny dan Latika.
"Benarkah!" Kata Kenny dan Latika bersamaan. Lalu Kenny dan Latika mendekati Sheila.
"Iya, tubuhmu tidak ada luka ataupun bentol-bentol," kata Latika.
"Lihatlah ini...!" Sheila pun mendekati tubuh Ulhaq yang berbulu lalu mengusap bulu-bulu Ulhaq yang panjang dan tajam tersebut. Kenny dan Latika menyaksikan dengan seksama, dan akhirnya mengikuti apa yang dilakukan Sheila.
"Iya, benar! Ini tidak membuatku gatal ataupun sakit," kata Latika dengan senyum malu.
"Kawan, bulu-buluku ini memang kelihatan panjang dan tajam. Tetapi ini tidak membuat siapapun gatal ataupun sakit," Â kata Ulhaq kepada mereka bertiga.
"Ulhaq, maafkan kami yang sudah menghinamu ya! Itu karena kami tidak tahu dan kesalahan kami adalah tidak mencari tahu sekaligus tidak mendengarkan penjelasanmu. Maukah kamu memaafkan kami bertiga, Ulhaq?" Kaya Latika mewakili Kenny dan Sheila.
"Iya, kawan! Aku memaafkan kalian. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Dan tubuhku ini adalah ciptaan Tuhan yang harus kita syukuri," jawab Ulhaq yang kemudian dilanjutkan dengan saling berjabat tangan.
Kenny, Latika, Sheila dan Ulhaq pun kini saling berteman dan saling mengisi di hari-hari berikutnya. Mereka hidup rukun dan saling menolong. Tidak lagi menghina sesama ciptaan Tuhan, karena Tuhan menciptakan semua makhluk dengan segala perbedaan, kekurangan, dan kelebihan yang tetap harus disyukuri.
Lina WHÂ