Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dongeng - Ulat Bulu yang Baik Hati

13 Desember 2018   14:22 Diperbarui: 13 Desember 2018   14:40 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Dokumentasi Pribadi

"Sheila, jangan menangis. Aku akan membantumu melepaskan tubuhmu dari himpitan dahan itu. Tenanglah," Ulhaq pun berniat membantu Sheila.

"Jangan...! Aku takut bulu-bulumu akan membuatku gatal. Aku tidak mau...!" Sheila semakin keras menangis.

"Jangan Ulhaq. Kamu akan membuat Sheila semakin tersiksa. Pergilah kamu dari sini. Lebih baik kami cari bantuan lain daripada menerima bantuanmu!" Kata Kenny menolak sekaligus menghina Ulhaq.

Ulhaq tidak marah dan sanggup mengontrol emosinya. Ulhaq percaya jika ada yang menghina dirinya, berarti mereka belum tahu hal yang sebenarnya. Bulu-bulu Ulhaq memang panjang dan tajam, tetapi tidak membuat gatal. Dan hal tersebut belum diketahui oleh Kenny, Latika dan Sheila.

"Kenny, Latika, Sheila...! Percayalah! Bulu-buluku memang panjang dan tajam. Tapi ini tidak akan membuat siapapun gatal," Ulhaq pun berusaha menjelaskan.

"Aku tidak percaya itu!" Kata Kenny dengan keras.

"Ayo cepat cari bantuan, Kenny! Aku tidak sanggup lagi bertahan di sini...!" Rintih Sheila pun semakin melemah dan nyaris tidak terdengar.

Dengan cekatan, Ulhaq pun lari menuju Sheila. Kemudian merenggangkan dahan pohon bunga alyssum yang menghimpit tubuh Sheila dengan sekuat tenaga. Pekerjaan yang mudah bagi Ulhaq. Sembari merenggangkan dahan, kaki belakang Ulhaq pun menangkap tubuh mungil Sheila yang sudah lemas dan tidak berdaya. Lalu, Ulhaq membaringkan Sheila di daun bunga alyssum yang berembun banyak. Memberinya minum dari embun tersebut, lalu mencarikan makanan untuk Sheila. Kenny dan Latika tidak berani mendekat. Hanya menyaksikan dari jauh dengan perasaan yang cemas. Sejenak kemudian, Sheila tersadar dan memandangi Ulhaq dengan rasa penasaran.

"Ulhaq, bukannya tadi kamu menggendongku?" Tanya Sheila dengan sedikit rasa heran.

"Iya, aku menggendongmu," jawab Ulhaq singkat.

"Sheila...! Ulhaq tadi menggendongmu. Pasti tubuhmu sekarang sangat gatal," kata Latika dari kejauhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun