Mohon tunggu...
Herlina Butar
Herlina Butar Mohon Tunggu... Administrasi - LKPPI Lintas Kajian Pemerhati Pembangunan Indonesia

Cuma orang yang suka menulis saja. Mau bagus kek, jelek kek tulisannya. Yang penting menulis. Di kritik juga boleh kok. Biar tahu kekurangan....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

APBD DKI Beli Bibit Tanaman 30 Miliar, Coret!

8 November 2019   12:06 Diperbarui: 8 November 2019   20:59 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman yang mulai layu (foto: Lina)

Sebagai warga DKI, saya bertanya-tanya, 

"Apakah dinas pertamanan dan pemakaman DKI tidak merancang pertamanan dengan prinsip keberlanjutan"

"Bagaimana seseorang yang duduk di dinas pertamanan dan pemakaman tetapi membiarkan ratusan tanaman mati, dan dengan mudahnya merancang lagi hal yang sama berulang kali? 

Dugaan bahwa penganggaran memakai APBD DKI adalah hanya menanam tanpa peduli, kemudian tanaman mati, kemudian bisa dengan mudah membuat penganggaran lagi. Demikian selalu yang terjadi berulang. 

Sebagian tanaman mulai mengering  (foto: Lina)
Sebagian tanaman mulai mengering  (foto: Lina)

Tanaman Mengering  (foto: Lina)
Tanaman Mengering  (foto: Lina)

Tanaman Mengering  (foto: Lina)
Tanaman Mengering  (foto: Lina)

Tanaman Mengering (foto: Lina)
Tanaman Mengering (foto: Lina)

Bila kita mau sedikit menelusuri, kebanyakan tanaman yang ditanam tidak memiliki akar. Tanaman dipotong, lalu ditancapkan berkelompok, tanpa penanganan yang baik. Tanaman akan kelihatan tumbuh, tetapi beberapa hari kemudian perlahan lalu, mengering dan mati. 

Dinas pertamanan dan pemakaman tidak peduli. Mereka hanya bekerja seperti pelaksana yang baik, tanpa peduli hasil akhirnya, mematikan ratusan bahkan ribuan tanaman yang penting proyek terlaksana.

Harapan Baru Penyusunan APBD DKI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun