Perhentian pertama adalah kebun jambu. Hamparan hijau kebun jambu kristal tampak menyejukkan mata. Kami diajak memetik sendiri buah-buah ranum yang menggantung di pohon. Yang paling menarik, mereka tidak hanya berhenti di menjual buah segar dari pohonnya. Limbah jambu seperti kulit dan daun dimanfaatkan untuk kompos, bahkan jadi media budidaya maggot. Selain itu, mereka juga menanam melon Devin di greenhouse modern. Inovasi ini membuat saya kagum dengan bagaimana mereka memadukan cara tradisional dan teknologi.
Batu Cake Orange
Berikutnya, kami mampir ke dapur produksi Batu Cake Orange. Warna khas jeruk yakni orange sudah terlihat dari jauh sebelum masuk gedungnya. Ternyata, kue berbahan dasar jeruk ini adalah oleh-oleh khas yang sudah dijual hingga luar kota. Melihat proses produksinya dari adonan sampai pengemasan memberi saya pelajaran tentang pentingnya menjaga kualitas.
CV Bagus dan Permata Agro Mandiri
Di CV Bagus, kami melihat jajanan berbahan apel yang dikemas modern, sementara di Permata Agro Mandiri, kami belajar cara membuat pie apel dengan standar higienis tinggi. Kedua tempat ini memberi saya gambaran nyata bahwa usaha kecil bisa tumbuh besar asal dikelola dengan baik.
Bazar UMKM dan Belanja Oleh-Oleh
Kami juga sempat mengunjungi bazar UMKM yang memajang beragam produk: keripik, kerajinan tangan, kopi lokal, dan masih banyak lagi. Saya membeli beberapa oleh-oleh sambil berbincang dengan para pemiliknya, yang dengan bangga menceritakan bagaimana usaha mereka berkembang.
Menutup Hari dengan Festival Budaya Bantengan Bocah Cilik
Hari sudah menjelang sore ketika kami tiba yang lokasinya tak jauh dari Bazzar, tempat Festival Budaya Bantengan Bocah Cilik digelar. Sekitar 500 anak kecil bersiap, ada yang mengenakan topeng banteng ada juga yang macan, dengan gerakan energik yang diiringi tabuhan gamelan.