2. Foto Sebagai Kritik Sosial oleh Mas Agung Yudha Wilis Baskoro
Sesi kedua bersama Mas Agung Yudha Wilis Baskoro benar-benar membuka mata. Beliau menunjukkan deretan foto-fotonya yang pernah memenangkan World Press Photo Award 2025 tentang dampak industri nikel terhadap lingkungan dan masyarakat. Melalui foto-foto itu, saya belajar bahwa kamera bukan hanya menangkap momen indah, tetapi juga bisa menjadi senjata untuk menyuarakan ketidakadilan, mengajak orang berpikir, bahkan memicu perubahan sosial.
Ia juga memberi tips praktis tentang bagaimana memotret dengan sudut pandang yang berbeda, mencari cerita di balik wajah-wajah biasa.
3. Menghidupkan Desa lewat Budaya dan Ekonomi ala Anjani Sekar Arum
Terakhir, Anjani Sekar Arum bercerita tentang bagaimana ia sebagai penerima SATU Indonesia Awards 2017 yang membangun Bumiaji menjadi desa wisata yang lengkap. Ia tak hanya mengangkat potensi budaya seperti Batik hingga Bantengan, tetapi juga mengembangkan UMKM lokal hingga memberi nilai tambah pada produk-produk yang dulu dianggap "biasa saja".
Cerita beliau penuh semangat, apalagi ketika ia mengajak kami percaya bahwa setiap kampung punya cerita yang bisa dikemas menjadi daya tarik, asal ada keberanian untuk memulai.
Sesi workshop berakhir sekitar pukul 10.30, tetapi semangat yang mereka tularkan terasa sampai jauh di hati saya. Ada energi baru untuk melihat sekitar dengan cara yang lebih menghargai.
Belajar dari Warga yang Tak Pernah Lelah Berinovasi
Setelah istirahat sebentar, kami melanjutkan kegiatan dengan berkeliling desa. Ini bagian yang paling saya tunggu yakni menyapa warga sekaligus melihat langsung bagaimana mereka mengolah potensi lokal menjadi produk bernilai ekonomi.
Petik Jambu