Mohon tunggu...
Lina Maria Ulfa
Lina Maria Ulfa Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga

Seorang Istri | Pembelajar | Berusaha 'ngrekso' Qur'an sampai mati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menularkan Semangat Besar dari Kampung Berseri Astra Bumiaji Kota Batu

7 Juli 2025   05:48 Diperbarui: 7 Juli 2025   17:10 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budaya Bantengan (dok.pribadi)

"Kadang, satu langkah kecil di sebuah kampung bisa menularkan semangat besar bagi banyak orang. Dan di Bumiaji, saya melihat itu dengan mata kepala sendiri".

Sabtu pagi itu 5 Juli 2025, langit Kota Batu tampak cerah dengan angin yang sejuk menyapa sejak turun dari kendaraan. Saya tiba di Desa Bumiaji, salah satu Kampung Berseri Astra yang terkenal dengan jambu kristal, apel, dan seni Bantengan-nya. Hari itu, saya akan mengikuti acara "SATUKAN GERAK, TERUS BERDAMPAK" by Astra  sebuah rangkaian kegiatan yang memadukan belajar, berkunjung ke UMKM lokal, hingga menyaksikan budaya khas yang hidup di desa.

Jujur saja, awalnya saya hanya berharap ini jadi semacam "jalan-jalan edukatif", tetapi ternyata pengalaman yang saya dapat jauh lebih mendalam dan berkesan, baik untuk diri saya sendiri maupun untuk cara saya melihat masyarakat sekitar. Ini adalah pengalaman seru ini memberi banyak pelajaran, inspirasi, sekaligus kebahagiaan.

Workshop Inspiratif  (dok.pribadi)
Workshop Inspiratif  (dok.pribadi)

Inspirasi, Cerita, dan Ilmu Baru

Kegiatan dimulai pukul 08.30 di Aula Museum Srimulat, sebuah aula luas yang sudah ditata rapi dengan backdrop bertuliskan "SATUKAN GERAK, TERUS BERDAMPAK". Ruangan terasa hangat, bukan hanya karena sinar matahari yang mulai naik, tapi juga karena senyum ramah para warga, peserta dan panitia yang saling menyapa.

Sesi pertama hari ini dimulai dari Workshop Fotografi dan Bincang Inspiratif. Ada tiga pembicara luar biasa yang masing-masing menyajikan perspektif yang berbeda, namun sama-sama membuka wawasan saya.

1. Belajar Menulis dengan Gaya Bertutur dan AI dari Nurulloh

Nurulloh, Head of Impact Kompasiana memulai dengan cara yang sederhana yakni sebuah cerita. Ia mengingatkan kami bahwa menulis yang baik itu seperti bercerita kepada teman, bukan seperti menyusun laporan. Gaya bertutur lebih mudah menyentuh hati pembaca. Di tengah maraknya AI, beliau juga berbagi tips bagaimana kita bisa memanfaatkan AI dengan bijak, bukan untuk menggantikan kreativitas, tetapi sebagai alat bantu untuk merangkai ide.

Dari beliau, saya belajar bahwa teknologi hanyalah alat, dan jiwa dari tulisan tetap datang dari pengalaman dan rasa manusia itu sendiri. Sebelum pembicara kedua ada sesi tanya jawab yang buat suasana semakin berwarna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun