Mohon tunggu...
Jeffrey Lim
Jeffrey Lim Mohon Tunggu... Programmer, Web Designer and Web Developer -

Seorang biasa yang diberi anugerah untuk berharap

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Depresi, Bipolar, Skizofrenia, dan Kekristenan

14 September 2018   16:11 Diperbarui: 14 September 2018   17:05 1588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangan Tuhan begitu murah hati. Dia membebaskan orang yang dalam ikatan dosa, ikatan kuasa gelap, dan juga sakit penyakit. Dia memperhatikan kebutuhan orang banyak, selain jasmani terutama yang kekal yaitu supaya mereka dapat mengenal Allah Bapa dan berelasi denganNya melalui karya pengorbananNya.

Di tengahnya polemik ini, saya pribadi sebagai seorang penderita bipolar Kristen yang derajat sakitnya cukup parah ingin mengsharingkan iman saya bahwa ketika banyak gereja (terutama saudara kita yang karismatik) kurang memahami natur penyakit mental, bukan berarti fondasi iman kepercayaan kita roboh. Sebab fondasi iman kita dibangun di dalam Tuhan Yesus Kristus yang adalah fondasi tidak tergoyangkan. 

Dan lagian sebenarnya ada pemahaman kepercayaan kekristenan yang lebih dewasa di dalam memahami pergumulan gangguan mental. Pemahaman yang lebih komprehensif yang lebih mewakili apa itu iman Kristen. CS Lewis mengatakan bahwa saya percaya di dalam Kekristenan seperti saya percaya matahari sudah terbit. Bukan hanya karena saya melihat hal itu tetapi karena dengan itu saya melihat segala sesautu yang lain. Satu kutipan yang bagus.

Di dalam iman kepercayaan kekristenan sendiri kita mengenal tentang Allah adalah kasih. Dia mengasihi kita bahkan di dalam kondisi kita yang paling malang sekalipun. Dan dari pemahaman dari wawasan dunia Kristen, kita sadar bahwa Tuhan itu sendiri beserta kita di dalam segala kondisi kita. Tuhan beranugerah. Dia mencukupi. Dia menghibur. Dia memberikan iman. Dia memberikan pengharapan. Tuhan sendiri setia terhadap kita ketika kita seringkali tidak setia kepadaNya.

Bagi saya iman kepercayaan Kekristenanku jutru memberikan banyak sekali terobosan dan menjadi kekuatan di dalam hidupku. Bagi saya, Tuhan adalah kenikmatanku, kekuatanku, bahkan hidupku. Dia adalah bagianku.Dia adalah pemelihara hidupku. Saya berada di dalam Kristus. Hidup saya di luar Tuhan Yesus Kristus tidak bisa berbuat apa-apa.

Segala kelimpahan pemahaman mengenai ketuhanan di dalam Alkitab itu memperkuat iman kita. Memperkuat pengharapan kita. Tuhan seringkali memberikan perintah : "jangan takut". Dan juga Tuhan seringkali memberikan perintah untuk  "percaya". Ketika saya menjalani kehidupan di dalam segala tantangan dan penderitaannya, saya makin sadar bahwa kalau saya tidak ada Tuhan, saya sudah jauh-jauh hari sudah hancur.

Tanpa Tuhan di dalam hidup saya hidup saya makin terasa hampa dan tidak bermakna. Seperti ilmuwan Blaise Pascal mengatakan bahwa ketika kita berusaha di dalam kesia-siaan untuk memenuhi diri dengan segala sesuatu, mencari di dalam hal-hal pertolongan dimana tidak ada yang dapat menolong, kita tidak menemukan semua itu.

Sebab ruang tidak terbatas ini hanya dapat disini oleh sesuatu yang tidak terbatas yaitu Allah itu sendiri. Bapa gereja Agustinus mengatakan bahwa jiwa kita resah sampai kita bertemu dengan Tuhan sendiri.

Tetapi ketika iman kekristenan yang ku percaya itu memberikan aku sauh dan jangkar pengharapan dalam jiwa. Lebih jauh iman kekristenan yang ku percaya itu tidak menolak medis. Di dalam kerangka teologi anugerah umum dan anugerah khusus.

Medis itu dapat dikategorikan sebagai anugerah umum. Yaitu pemberian Tuhan kepada manusia untuk menolong manusia. Hasil riset psikologi dan psikiatri juga ada ruang dan tempat pemetaannya yaitu di dalam kerangka teologi wahyu umum. Tuhan Allah menyatakan diriNya melalui alam semesta dan segala kebenaran di dalam alam semesta adalah kebenaran Allah.

Sebelum saya menutup perenungan ini, saya ingin memberikan 1 pernyataan bahwa ketika mungkin banyak gereja ( kebanyakan saudara kita yang karismatik ) yang mungkin belum mengerti kekayaan kekristenan yang limpah serta mempunyai pandangan yang ekstrim dalam cara dan metoda untuk menangani orang-orang gangguan mental, respon kita pun tidak perlu menjadi pendulum ekstrim ke satu sisi lain yaitu menjadi pahit, kesal bahkan menjadi liberal atau ateis. Tidak perlu demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun