Mohon tunggu...
Dyah Retna Prabaningrum
Dyah Retna Prabaningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Freshgraduate

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Jember. Tertarik dengan ilmu pengetahuan dan kegiatan menulis, hobi membaca buku fiksi dan non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

World Bipolar Day, Gangguan Ini Apakah Perlu Dirayakan?

30 Maret 2024   07:34 Diperbarui: 30 Maret 2024   07:36 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : id.pinterest.com

Tanggal 30 Maret diperingati sebagai hari bipolar sedunia. Bipolar sendiri diketahui sebagai gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya disebut dengan manic-depressive. Melihat dari definisi tersebut maka dapat kita bayangkan bahwa bipolar adalah suatu kondisi yang tidak menyenangkan. Gangguan perasaan yang dapat muncul kapan saja dapat menghambat aktivitas sehari-hari, namun dengan kontrol rutin pengobatan hal tersebut dapat dihindari. Memperingati hari-hari penting dan bersejarah seyogiayanya menjadi hal yang lumrah dilakukan dalam peradaban manusia. Namun hari bipolar sedunia, apakah gangguan ini perlu dirayakan?

Pada dasarnya manusia cenderung mengingat hal-hal penting dalam di hidupnya, entah itu yang berkaitan dengan sukacita ataupun dukacita. Sama halnya dengan perayaan hari-hari tertentu, alih-alih menganggap sebuah kondisi kesehatan tidak perlu dirayakan. Memperingati hari bipolar sedunia dapat dimaknai sebagai bentuk solidaritas bagi teman-teman penyintas bipolar. Perayaan ini dapat dimaknai juga sebagai bentuk penyemangat bagi teman-teman penyintas untuk terus menjaga dirinya dengan baik melalui pengobatan.

Lantas mengapa tidak semua jenis gangguan dirayakan? Sejarah mencatat bahwa hari bipolar sedunia diambil dari tanggal lahir seniman asal Belanda Vincent Van Gogh, yang merupakan penyintas bipolar. Pemilihan gangguan ini sebagi salah satu jenis perayaan hari besar dunia dikarenakan sifatnya yang kronis atau jangka panjang, jumlah penyintasnya di Indonesia sendiri juga diperkirakan sejumlah 2% dari total jumlah penduduk. Selain itu mengapa Van Gogh yang dijadikan tokoh bipolar adalah tidak terlepas dari karya-karyanya yang luar biasa. Maka dengan latar belakang tersebut hari bipolar sedunia dirayakan.

Peringatan hari besar tentu saja tidak dibuat tanpa suatu maksud dan tujuan tertentu sehingga agar hari besar ini tidak terlewat begitu saja, hal yang dapat kita lakukan misalnya memberikan ucapan selamat terhadap kenalan kita yang merupakan seorang penyintas bipolar, bagi kita mungkin hal tersebut sederhana. Namun bagi orang yang mendapatkan ucapan tentu saja akan merasa diperdulikan. Hal ini bagus bagi proses penyembuhan mereka sebagai seorang penyintas. Kegiatan diskusi ataupun sosialisasi mengenai Kesehatan mental juga penting dilakukan, hal ini bertujuan agar semakin banyak masyarakat yang sadar mengenai pentingnya kesehatan mental.

Maka dari itu hari bipolar sedunia dibuat dengan tujuan agar semakin banyak manusia yang sadar tentang bipolar itu sendiri, dan bila mengenal seseorang yang mengalami gangguan tersebut akan dapat dilakukan penanganan dini sebelum gangguan tersebut menjadi parah dan dapat menggangu aktivitas sehari-hari.  Pada dasarnya penyintas bipolar memiliki potensi untuk terus mengembakan diri. Perlu diketahui bahwa diri seorang penyintas bipolar adalah lebih besar dari diagnosa bipolar itu sendiri. Maka bagi para penyintas bipolar tetaplah percaya diri dan kejar impianmu.

Selamat Hari Bipolar Dunia 2024.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun