Mohon tunggu...
Lily Setiawati Utomo
Lily Setiawati Utomo Mohon Tunggu... Penulis Keheningan, Nominee Best in Fiction Kompasianival 2023

Penulis Keheningan, Nominee Best in Fiction Kompasianival 2023

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mencintai Diri Sendiri ( Self Love )

20 Mei 2025   19:13 Diperbarui: 20 Mei 2025   19:13 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan cara menerimanya, menyadarinya, lalu melepaskannya untuk menyembuhkan luka-luka yang pernah diakibatkannya dan kita alami dulu. Agar tidak lagi membiarkan bayang-bayang masa lalu menghantui dan menghambat kebahagiaan di masa kini,

Karena luka-luka masa lalu, baik itu penolakan, kegagalan, atau pengkhianatan, sering kali membebani mental dan menggerogoti rasa percaya diri.  Alih-alih membiarkan pengalaman pahit itu merusak kesehatan fisik, mental, dan bahkan jiwa, maka yang dapat kita lakukan adalah melepaskannya dengan keikhlasan dan penyadaran.

Ini semua tentunya harus dilakukan dengan pengertian yang baik, yaitu mengerti bahwa masa kini adalah masa yang terpenting dan paling berharga bagi diri kita. Sedangkan masa lalu, memang benar dan pasti pernah ada, tetapi itu telah kita jalani, dan sudah berlalu.

Semuanya hanya kenangan ingatan, yang hanya sebagai pembelajaran dan pengalaman, agar yang buruk tidak terulang lagi, sedangkan yang baik dapat dijadikan evaluasi untuk masa kini dan masa mendatang yang lebih baik lagi. Jadikan hal-hal di masa lalu sebagai cermin, yang dapat membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.

Sedangkan untuk masa depan, ini belum terjadi, kita hanya dapat memikirkannya dan menyiapkannya, tetapi belum tentu menjalaninya. Jadi dengan memaafkan masa lalu, kita bukannya membenarkan kesalahan orang lain, melainkan melepaskan belenggu yang menghalangi kita untuk tumbuh. Seperti kata pepatah, " memelihara amarah ibarat meminum racun dan berharap orang lain yang mati."

Proses memaafkan masa lalu ini juga adalah salah satu yang memungkinkan kita untuk menerima diri sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihannya, tanpa merasa rendah diri atau sombong. Di mana Ini juga memungkinkan kita untuk memulai membuka lembaran baru dengan hati yang lebih sabar, tabah, ringan dan semangat. Inilah salah satu wujud dari mencintai diri sendiri, dengan memberi pemaafan terhadap diri sendiri.

Dalam self love, kita juga perlu belajar untuk menetapkan batasan ( boundaries ) yang sehat di setiap interaksi dalam hubungan. Batasan ini bukanlah karena keengganan kita ingin menjauh dari orang lain atau bersikap egois, melainkan karena kita memiliki kesadaran yang kuat unuk memberikan penghormatan yang baik terhadap nilai diri kita.

Dengan menetapkan batasan, kita mengirimkan pesan yang jelas bahwa kita menghargai diri sendiri dan tidak akan membiarkan orang lain memperlakukan kita dengan semena-mena. Sebab kita telah paham dan tahu bahwa diri kita layak untuk dilindungi dari segala bentuk perlakuan yang merendahkan, merugikan, menyakiti atau memanfaatkan.

Tindakan ini juga merupakan bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri, memastikan bahwa kita tidak terus menerus terluka oleh tindakan orang lain , sehingga kita dapat membangun hubungan yang saling menghormati. Contohnya, berani menolak permintaan teman yang selalu memanfaatkan kebaikan hati, atau menjauh dari lingkungan yang meremehkan potensi diri, dan lain-lain.

Karena kita berhak untuk tidak terus-menerus disakiti, dirugikan, atau dijadikan "pelampiasan" emosi orang lain. Dengan kata lain, batasan adalah cara kita berkata, "Aku berharga, dan aku memilih untuk tidak mengorbankan kesejahteraan diri hanya untuk menyenangkan orang lain."

Self-love juga adalah komitmen untuk bangkit kembali, meski kita tersandung bahkan terjatuh oleh suatu masalah, karena dalam perjalanan mencintai diri sendiri, ini tidaklah selalu mulus, akan ada hari-hari ketika kritik internal kembali menghantui, atau ketika kita terjatuh dalam pola pikir negatif. Self-love akan mengingatkan kita bahwa setiap langkah, sekecil apa pun, adalah bagian dari pertumbuhan dan pendewasaan diri ( fisik dan batin ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun