Mohon tunggu...
Lili Sunjaya
Lili Sunjaya Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa unpam

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membangun Generasi Yang Berintegritas

18 September 2025   20:40 Diperbarui: 18 September 2025   20:41 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi Membangun Generasi Yang BerintegritasSumber : Google Gemini

Korupsi sebagai Masalah Moral dan Budaya

Korupsi sering kali dipandang hanya sebagai persoalan hukum, padahal lebih dari itu, korupsi adalah masalah moral dan budaya. Di balik setiap tindakan korupsi, ada kegagalan membangun nilai kejujuran, tanggung jawab, dan rasa malu berbuat curang. Korupsi tidak lahir begitu saja, tetapi tumbuh dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang dibiarkan, seperti mencontek saat ujian, mencari jalan pintas, hingga tidak disiplin terhadap aturan.
Oleh karena itu, memberantas korupsi tidak cukup dengan penegakan hukum semata. Diperlukan upaya serius menanamkan nilai-nilai moral sejak dini melalui pendidikan, lingkungan keluarga, hingga budaya masyarakat yang menolak segala bentuk penyimpangan.

Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Dini

Pendidikan anti korupsi bukan sekadar memberikan teori tentang bahaya korupsi, melainkan melatih anak untuk terbiasa hidup jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Pendidikan ini harus dimulai sejak dini agar nilai-nilai kejujuran melekat kuat dalam kepribadian generasi muda.

- Di sekolah, guru dapat menanamkan kebiasaan positif, misalnya menolak mencontek, membiasakan siswa mengerjakan tugas tepat waktu, serta mengajarkan kerja sama yang adil. Kegiatan ekstrakurikuler juga bisa menjadi sarana menumbuhkan sportivitas dan rasa tanggung jawab.
- Di rumah, orang tua berperan penting dengan memberi teladan. Anak yang melihat orang tuanya hidup sederhana, tidak serakah, dan menghargai hak orang lain, akan lebih mudah menginternalisasi nilai-nilai integritas. Lingkungan keluarga menjadi pondasi pertama dalam membentuk sikap antikorupsi.

Keteladanan sebagai Kunci

Tidak ada pendidikan yang lebih kuat selain keteladanan. Mustahil generasi muda belajar tentang integritas bila orang tua, guru, atau pemimpin menunjukkan perilaku sebaliknya. Ketika orang dewasa bersikap tidak konsisten—misalnya mengajarkan kejujuran tetapi melakukan kecurangan—anak akan belajar bahwa integritas hanyalah kata-kata kosong.
Karena itu, pendidikan anti korupsi menuntut konsistensi semua pihak. Guru yang disiplin, pemimpin yang transparan, dan orang tua yang sederhana adalah contoh nyata yang lebih efektif daripada ribuan nasihat. Dengan keteladanan, generasi muda akan belajar bahwa integritas bukan sekadar nilai yang dipelajari, tetapi sikap yang dijalani setiap hari.

Harapan untuk Masa Depan Bangsa

Generasi berintegritas adalah aset paling berharga bagi masa depan Indonesia. Mereka bukan hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kekuatan moral untuk menolak segala bentuk penyimpangan. Dengan karakter seperti itu, bangsa Indonesia akan mampu keluar dari jeratan budaya korupsi yang selama ini melemahkan pembangunan.
Masyarakat yang dipimpin oleh generasi berintegritas akan lebih adil, transparan, dan sejahtera. Keberhasilan membangun bangsa bukan hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, tetapi juga oleh kualitas moral pemimpinnya. Oleh karena itu, membangun generasi berintegritas adalah tugas bersama: keluarga, sekolah, masyarakat, hingga pemerintah.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun