Mohon tunggu...
lilis ernawati
lilis ernawati Mohon Tunggu... Dosen - Saya seorang guru/dosen yang saat ini sedang aktif di grup menulis, inovasi pembelajaran dan public speaking. Saat ini sudah berhasil membuat 9 buku antologi dan aktif mengikuti lomba-lomba menulis di beberapa link

Saya mengenyam pendidikan dasar, menengah dan atas di kota kelahiran kuningan. Sedangkan pendidikan tinggi di kota garut

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Anakku

12 Januari 2023   03:23 Diperbarui: 12 Januari 2023   03:26 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Komplit semuanya pah, sehat, "tanyaku lagi dengan suara setengah berbisik

"Alhamdulillah sehat, komplit, "jawab suamiku sambil tersenyum.

Taklama kemudian suster datang dan membawa bayi kecilku yang lucu." Aku ingin menggendongnya, "pintaku

"silakan bu, "jawab suster.

"Ibu, bayinya mau diberi asi atau susu formula dulu, "Tanya suster.

"Asi aja sus, "jawabku.

Suamiku membantu membangunkanku agar bisa duduk dan menopangkan bantal di belakang punggungku. Kubuka bra yang menutupi payudaraku, dan kuberikan asi kepada bayi kecilku. Dia lucu sekali, mencari-cari puting susuku, dia masih kebingungan.

Bayi kecilku putih, gemuk, sipit dan rambutnya hitam lebat. Diantara dua kakaknya, dialah yang berat badannya lebih berbobot. Kakaknya yang pertama Anggita namanya, saat lahir berat badannya hanya 2,6 kg. Anakku yang kedua Sutan beratnya 3 kg lahirnya premature. Dan gadis mungilku ini lahir dengan berat badan 3,3 kg. Alhamdulillah ya Allah, aku dipercaya untuk mengasuh anak-anakku yang soleh dan solehah ini. Semoga mereka menjadi anak-anak yang berbakti dan berguna bagi nusa bangsa agama dan orangtua. Amin, "ucapku dalam hati tanpa sadar sambil meneteskan air mata bahagia.

Setelah minum asi, anakku langsung tidur. Dan suster memintanya agar ditidurkan di box bayi. Namun, aku tak mengijinkan. Aku takut anakku ada yang menukar atau diambil orang seperti di sinetron-sinetron. Aku tidurkan anakku di sampingku. Dan suamiku menyuapiku makan.

Setelah melihat aku dan anakku tenang, suamiku ijin pulang dulu hendak melihat anakku yang dua yang ditinggalkan di rumah dan akan membawanya ke rumah sakit, untuk melihat adiknya yang baru lahir.

"Papah ke rumah dulu yah, lihat kakak dan abang takut kenapa-kenapa,"kata suamiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun