Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menurut Virgil van Dijk, Tak Ada Pecundang di Ballon d'Or

3 Desember 2019   12:01 Diperbarui: 3 Desember 2019   12:19 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: premierleage.com

Saya pribadi sebenarnya lebih menginginkan van Dijk memenangi piala ini. Persaingan Messi dan Ronaldo sepanjang sekira satu dasawarsa terakhir telah menimbulkan kejemuan. Saya berharap ada hal baru yang bisa menyegarkan persaingan para pemain sepak bola kaliber dunia. Dan salah satu harapan itu berada pada Virgil van Dijk.

Penghargaan bagi Pemain Belakang

Selama penyelenggaraan Ballon d'Or, kontribusi seorang pemain sektor belakang lebih jarang mendapatkan apresiasi dibandingkan rekan-rekan mereka yang berada di garis depan. Sejarah Ballon d'Or pun telah mencatat minimnya jumlah pemain bertahan yang sempat mengecap sedapnya si Bola Emas.

Sepanjang digelarnya pemilihan pemain terbaik versi Ballon d'Or sejak tahun 1956, peraih penghargaan ini didominasi oleh para penyerang, atau setidaknya pemain lapangan tengah yang banyak membantu penyerangan. Tak lebih dari tiga orang bek ditambah seorang penjaga gawang, pemain-pemain yang berjibaku menjaga pertahanan, berkesempatan menggapai posisi tertinggi sebagai pemain sepak bola terbaik tingkat dunia.

Fabio Cannavaro mencatatkan namanya sebagai pemain belakang terakhir yang memperoleh penghargaan bergengsi itu. Bek tengah Italia itu mendapatkannya pada tahun 2006, dua belas tahun yang lalu. Setelah Cannavaro, para penyerang dan gelandang serang menguasai daftar penerima Ballon d'Or.

Pada beberapa periode sebelumnya ada nama Mathias Sammer, pemain bertahan asal Jerman yang memenangi Ballon d'Or tahun 1996. Sebagai catatan, sebelum menempati posisi bek, Sammer lebih banyak bermain sebagai gelandang bertahan.

Dan bek pertama peraih penghargaan Ballon d'Or alias Bola Emas adalah sang legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer. Pemain yang sering disebut-sebut sebagai salah satu bek terbaik sepanjang masa itu dua kali meraih Ballon d'Or, yakni pada tahun 1972 dan 1976.

Sebenarnya ada lagi bek yang pernah menerima penghargaan itu. Seperti halnya Sammer dan Beckenbaur, ia pun berasal dari Jerman. Namanya Lothar Matthaeus. Namun catatan prestasi yang ditorehnya kala meraih si Bola Emas diperolehnya kala berposisi sebagai gelandang. Menjelang akhir karirnya di lapangan hijau, barulah Matthaeus mengubah haluan menjadi pemain bertahan.

Di luar pemain-pemain bertahan itu, Lev Yashin pernah mencatatkan dirinya sebagai peraih Ballon d'Or pada tahun 1963. Hingga tahun ini, pesepak bola dari Uni Soviet itu menjadi satu-satunya penjaga gawang yang pernah merasakan nikmatnya menggengam si Bola Emas.

Selain mendudukkan van Dijk sebagai salah seorang kandidat kuat pemain terbaik dunia, Ballon d'Or tahun ini juga menorehkan catatan bagus beberapa pemain yang beroperasi di sektor belakang. Penjaga gawang Liverpool asal Brasil, Alisson Becker, juga masuk ke dalam nominasi dan ia berada pada posisi ke tujuh.

Dan satu lagi, Matthijs De Ligt, bek tengah Belanda yang kini membela Juventus mendapatkan kehormatan sebagai pemenang Kopa Trophy. Penghargaan yang diterimanya ini menempatkannya sebagai pemain sepak bola terbaik dunia di kalangan pesepak bola yang berusia di bawah 21 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun