Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Ada Kata Setelah Doa

4 Maret 2024   04:42 Diperbarui: 4 Maret 2024   05:16 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak ada kata setelah Doa (sumber : pribadi, bing,com) 

Kalau tidak ada kata ini, kata apa lagi yang akan kau jadikan sandaran dalam hidup.  Kalau tidak ada kalimat, "jangan bosan berdoa", maka harapan apa lagi yang dapat kau tunggu ? jika, tidak ada prinsip kesadaran ini, maka mimpi indah apa yang dapat kau tunggu dalam hidup ini ?

"bukan begitu. Doa itu, sekedar meninabbobokan rasa dan pikiran", ungkap seseorang dari bawah bumi. Dia melihat, doa hanya milik orang lemah. Dia melihat, kerja, kerja dan kerja, adalah kunci dalam membuka harapan. Kerja adalah kunci bagi mereka yang gagah, sedangkan doa hanya milik orang lemah.

Mendengar itu, aku hanya mau bertanya. Setelah, kerja, kerja dan kerja, apalagi yang akan kau harapkan ? apakah hasil kerja, akan membuatmu Bahagia ? apakah hasil kerja menyebabkan kau bisa Berjaya ?

Ternyata, kau diam seribu kata. Tak ada lisan yang terlontar, hanya sebuah harapan, yang menjadi gantungan. Harapan semoga setelah kerja, kau mendapatkan apa yang kau inginkan. Bila demikian ini, di sinilah, orang mengatakan, "itulah, doa" dan karena itu pulalah, "jangan bosan berdoa".

Setelah kau jauh melangkah, mungkin, belum dapat dipastikan akhir perjalananmu. Tapi, jangan bosan untuk berdoa, bahwa setiap perjalanan, akan ada ujungnya.

Setelah kau jauh berlari, mungkin, belum dapat dipastikan, dimana kau akan berhenti ? Dimana pun kau ingin berhenti, mungkin boleh- boleh saja, tetapi, bisa jadi, itu bukan titik terakhir yang dilombakan. Hanya mungkin, saja, itu titik pemberhentianmu yang terbaik. Terbaik untuk berhenti, daripada kelelahan. Terbaik untukmu berhenti, daripada mengalami masalah yang tidak diinginkan. Karena itu, dimanapun kau berhenti, jangan bosan berdoa, mungkin itulah jalan terbaik bagimu saat itu.

Setelah kau jauh bekerja, mungkin belum banyak yang kau hasilkan,  tetapi, jangan bosan untuk berdoa, karena bisa jadi, karena usahamu hari itu, itulah instrument-hidupnya dalam meraih kebahaggiaan, dan dengan cara serupa itulah, kau mendapatkan jalan membahagiakan yang lain. Bisa jadi, keluargamu Bahagia karena kau bisa kerja dengan sehat. Oranglain Bahagia karena usaha dalam melaksanakan tugas.

Setelah jauh kau menulis, mungkin tidak banyak ide segar kau tuliskan dalam kertas itu. Bisa jadi, kau hanya menuliskan huruf demi huruf, tak berwujud. Angak demi angka, yang kehilangan makna. Tetapi, jangan bosan  berdoa, suatu saat aka nada generasi canggih yang bisa membaca tulisan sekuno apapun, artefak itu ditinggalkan.

Setelah jau kau berbicara, mungkin tidak banyak pesan yang disampaikan. Kau hanya melontarkan bunyi dengan ragam nada dan intonasi. Tapi, janganlah bosa berdoa, karena suatu saat, akan lahir generasi yang mampu menikmati aluran seni sastra yang tertuliskan dalam Sejarah hidup manusia.

Setelah lama lampu itu menyala, mungkin tidak banyak energi yang dikeluarkan. Namun udara panas masih dirasakan. Udara dingin masih menyelimutinya. Karena itu, janganlah bosan berdoa, dengan penuh harap, semoga panas dan dingin bisa bertemu, hingga lahir sebuah kehangatan. Hangat dalam pikiran. Hangat dalam rasa. Dan hangat dalam kehidupan.

Setelah lama kau berpikir, mungkin tidak banyak ide dan gagasna yang tertuang. Mungkin kau hanya bergumam, atau mengigau, tentang  hidup dan Impian. Bergumam dan mengigau, tentang harapan yang masih jadi khayalan, atau khayalan yang dianggap sebagai sebuah kenyataan. Tapi, jangalah bosan berdoa, karena Impian adalah awal dari kesadaran saat kau bangun dipagi hari kelak. Karena Impian, tidurmu menjadi berwarna, dan menjadi hidupnya pikiran dan perasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun