Kondisi itu tentu tidak terjadi begitu saja. Tulisan-tulisan yang memperoleh stempel Artikel Utama memang mendapatkan perlakuan istimewa. Selain waktu penayangan di halaman utama lebih panjang, setahu saya artikel-artikel ini juga digelar di kanal-kanal Kompasiana yang lain.
Selera Admin dan Kompasianer Berbeda
Meskipun rambut mungkin sama hitam, tetapi selera manusia berbeda-beda. Tak terkecuali manusia berjudul Admin Kompasiana dan Kompasianer.
Ketika Admin memberikan label Artikel Utama pada sebuah tulisan yang tayang di lapaknya, belum tentu para Kompasianer dan pembaca umum menyambut gembira. Bisa saja artikel semacam itu tak laku di pasaran. Dengan kata lain tingkat keterbacaan sebuah Artikel Utama bisa saja rendah.
Mengukur tingkat keterbacaan sebuah artikel di Kompasiana, juga di media-media lainnya, tak bisa hanya berdasarkan atribut yang diberikan Admin kepadanya. Banyak faktor lain yang memengaruhinya. Tak jarang variabel lain-lain lebih dominan menyihir (calon) pembaca untuk mengunjungi sebentuk tulisan.
Beberapa Kompasianer telah memaparkan teori dan pengalaman mereka terkait hal ini. Pada masa kini, seorang penulis dikatakan berhasil bukan setelah membubuhkan titik terakhir pada tulisannya, melainkan berlanjut pada langkah-langkah berikutnya.
Salah satunya memasarkan tulisan-tulisan yang telah dihasilkan melalui berbagai cara dan sarana. Dan ini menjadi salah satu hal yang belum banyak saya lakukan.
Itulah 10 bulan di antara 19 bulan perjalanan saya bersama Kompasiana. Usia yang masih teramat singkat dibandingkan Kompasiana yang telah 11 tahun malang-melintang di jagat media daring.
Selamat ulang tahun, Kompasiana.